Doha (ANTARA) - Seorang suporter sepak bola asal Indonesia, Hilal, berharap Piala Dunia U-20 tahun depan bisa meniru beberapa aspek positif dari penyelenggaraan Piala Dunia 2022 Qatar.

Hilal yang hendak menyaksikan pertandingan perempat final antara Maroko melawan Portugal di Stadion Al Thumama, Doha, Sabtu petang, mengaku sangat terkesan dengan efisiensi arus perjalanan suporter Piala Dunia 2022 yang diatur oleh panitia.

"Efisiensinya sih. Kita turun dari stasiun metro, langsung dapat bus, kemudian kalaupun jalan itu rutenya semua sudah dimudahkan," kata Hilal yang sempat melayani wawancara dalam tayangan live instagram @antaranewscom.

Baca juga: Menikmati atmosfer Piala Dunia 2022 dari kampung suporter
Baca juga: Kampung suporter Piala Dunia 2022 masih ramai jelang perempat final


Hilal juga mengaku terkesan dengan keberadaan volunteer atau sukarelawan yang ditempatkan begitu berdekatan di sepanjang jalur perjalanan suporter menuju stadion-stadion pertandingan.

Hilal menyampaikan bahwa ia bersama dua orang temannya sudah berada di Doha sejak Rabu (7/12) dan rencananya menyaksikan seluruh pertandingan perempat final, tapi hanya memperoleh tiket Kroasia vs Brazil dan Maroko vs Portugal.

Sebelumnya, selama dua hari pertama Hilal dkk masih mengandalkan penyewaan mobil ataupun aplikasi transportasi ride-sharing yang ada karena tidak mengetahui bahwa moda publik seperti metro dan bus-bus disediakan secara gratis oleh panitia Piala Dunia 2022.

"Perjalanan enggak susah-susah amat sih ya, dua hari pertama kami masih naik rent car gitu, karena belum tahu kalau ternyata transportasi publiknya gratis. Sekarang begitu tahu, naik metro, bus, gampang banget dan gratis pula," katanya.

"Dari semua fasilitas yang ada, gua berharap Indonesia bisa mencontoh dari Qatar lah buat tahun depan Piala Dunia U-20. Semoga aja bahkan bisa lebih baik dari Qatar," ujarnya menambahkan.

Apabila ada satu kekurangan dari Piala Dunia 2022 Qatar, Hilal menyebutkan bahwa biaya hidup yang dikeluarkan sela menikmati turnamen empat tahunan itu teramat mahal.

Baca juga: FIFA selidiki dugaan nyanyian diskriminatif suporter Ekuador
Dua orang sukarelawan atau volunteer berbincang di dekat salah satu papan informasi Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, menjelang sepak mula pertandingan perempat final Piala Dunia 2022 antara Maroko kontra Portugal pada Sabtu (10/12/2022) petang. (ANTARA/Gilang Galiartha)

Perihal mencontoh aspek positif dari Piala Dunia 2022 Qatar, salah seorang mahasiswa Indonesia yang menjadi volunteer, Hendriyadi, berharap apa yang dikerjakannya dalam turnamen itu bisa turut diterapkan dalam Piala Dunia U-20 2023.

Selaku volunteer Piala Dunia 2022, Hendriyadi bertugas sebagai Sustainability Venue Coordinator di dua arena pertandingan yakni Stadion Khalifa International dan Stadion Al Janoub.

Secara umum ia bertugas untuk memastikan fasilitas aksesibilitas, atau akomodasi bagi penyandang disabilitas maupun mereka yang mengalami cedera medis dan/atau menggunakan kursi roda bisa dijangkau serta dimanfaatkan secara baik.

Selain itu, Hendri juga bertugas mengatur penempatan titik-titik kran air minum serta area merokok di sekitar stadion.

"Semoga sustainability best practices di Qatar ini bisa di bawa ke Piala Dunia U-20 di Indonesia," kata Hendri yang mengaku juga berencana mendaftar menjadi volunteer untuk Piala Dunia U-20 2023.

Baca juga: Mahasiswa Indonesia tunda kepulangan demi jadi volunteer Piala Dunia
Baca juga: Piala Dunia U-20 Indonesia butuh 1.500 relawan

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2022