Museum Batik Pekalongan kini mengoleksi 1.307 batik kuno berasal dari berbagai wilayah Indonesia,
Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah, melakukan kajian dan penelitian koleksi batik guna menggali lebih dalam informasi koleksi yang berada di dalamnya sekaligus untuk menambah daya tarik pengunjung ke Museum Batik Pekalongan.

Kepala Museum Batik Pekalongan Akhmad Asror di Pekalongan, Senin, mengatakan bahwa salah satu fungsi dasar museum batik adalah melakukan perawatan dan melaksanakan penelitian koleksi batik untuk dikomunikasikan pada masyarakat.

"Saat ini terdapat sebanyak tujuh koleksi batik yang mewakili batik pesisiran dan pecinan yang sudah dilakukan pengkajian. Adapun koleksi batik lainnya akan dilakukan secara bertahap," kata Akhmad Asror.

Ia berpendapat bahwa meski kajian koleksi batik belum banyak, pihaknya akan menunjukkan koleksi batik dalam beragam bentuk baik seperti artikel maupun buku.

Museum Batik Pekalongan, lanjutnya, kini mengoleksi 1.307 batik kuno berasal dari berbagai wilayah Indonesia, termasuk kain batik tulis bermotif Jlamprang yang diperkirakan berusia lebih dari satu abad.

Akhmad Asror mengatakan untuk mengkaji koleksi batik memang membutuhkan proses waktu dan proses telaah yang cukup lama.

Museum Batik Pekalongan, kata dia, rencananya akan melakukan bekerja sama antara lain dengan jurusan Program Studi Teknik Batik Universitas Pekalongan untuk melakukan penelitian.

"Kami memang tidak memiliki sumber daya manusia sehingga perlu bekerjasama dengan Universitas Pekalongan. Nantinya secara bertahap, kami berharap seluruh koleksi batik di Museum Batik Pekalongan bisa dapat dikaji semua dan dipublikasikan pada masyarakat," kata Akhmad Asror.

Baca juga: Pemkot Pekalongan siap pamerkan 9 koleksi batik
Baca juga: Batik yang memantik panggung G20 dan Piala Dunia
Baca juga: KJRI Chicago gandeng pebasket Justin Holiday jadi duta batik di AS

Pewarta: Kutnadi
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2022