Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jawa Tengah menggiatkan edukasi ibu hamil guna mencegah stunting, kekurangan gizi kronis yang menyebabkan pertumbuhan anak terganggu sehingga badannya menjadi lebih pendek dibandingkan dengan anak-anak seusia.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers BKKBN di Jakarta, Kamis, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Tengah Widwiono mengatakan bahwa program komunikasi, informasi, dan edukasi pencegahan stunting yang dilaksanakan selama 2022 bersama Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sudah menjangkau 438.980 ibu hamil di Jawa Tengah.

Program komunikasi, informasi, dan edukasi pencegahan stunting, menurut dia, juga menyasar 111.305 calon pengantin dan keluarga dengan anak usia di bawah dua tahun yang rentan mengalami stunting di Jawa Tengah.

Selain menggiatkan edukasi pencegahan stunting, Widwiono menjelaskan, BKKBN memberikan tablet tambah darah (TTD) kepada 99.125 calon pengantin, 311.473 ibu hamil, serta 476.131 anak usia di bawah dua tahun yang terindikasi rentan mengalami stunting.

Dia mengatakan bahwa seluruh camat, lurah, dan kepala desa telah digerakkan untuk mendukung upaya penanggulangan stunting di Jawa Tengah.

Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan Jawa Tengah Didik Setiawan mengatakan bahwa Jawa Tengah mengupayakan penurunan angka kasus stunting menjadi 12 persen pada 2024, lebih rendah dari target nasional 14 persen.

Angka kasus stunting di Jawa Tengah pada 2022 tercatat 20,9 persen.

"Angka Stunting Jawa Tengah sebenarnya kecil, namun karena jumlah penduduknya besar sehingga masuk dalam wilayah fokus percepatan penurunan stunting," kata Deputi Bidang Advokasi, Penggerakan, dan Informasi BKKBN Sukaryo Teguh Santoso.

Baca juga:
Jawa Tengah targetkan kasus stunting turun jadi 14 persen pada 2023
Jawa Tengah bentuk tim penurunan stunting


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2022