Jakarta (ANTARA) – Sejalan dengan upaya percepatan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Indonesia Battery Corporation (IBC) telah mengambilalih sebagian kepemilikan Saham PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON) di PT Wika Industri Manufaktur (WIMA), yang diwujudkan melalui Penandatanganan Perjanjian Jual-Beli Saham/Sales and Purchase Agreement (SPA) WIMA sebagai produsen motor listrik GESITS, ditandatangani oleh Direktur Utama WIKON Dwi Johardian dan Direktur Utama IBC Toto Nugroho yang disaksikan oleh Wakil Menteri I BUMN Pahala Nugraha Mansury di Jakarta, Rabu (14/12).

Dalam sambutannya, Wakil Menteri BUMN I Pahala menyambut baik atas penandatanganan SPA antara WIKON dan IBC. Ini merupakan sebuah sinergi yang baik bagi BUMN untuk membangun mata rantai ekosistem dari Electric Vehicle (EV) di Indonesia.

Wakil Menteri BUMN I Pahala Mansury mengatakan bahwa sinergi antara IBC dan WIKON merupakan sebuah inisiatif strategis yang disampaikan oleh Pak Menteri BUMN, Erick Thohir ketahanan energi nasional dengan membangun ekosistem baterai dan membangun ekosistem EV di Indonesia. Indonesia memiliki target di tahun 2024 diharapkan akan ada 2 juta motor listrik di jalanan Indonesia, terlebih dengan biaya operasional motor listrik yang relatif jauh lebih murah dibandingkan motor konvensional, diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan masyarakat dalam menggunakan menggunakan kendaraan listrik. Pak Pahala juga mengharapkan dukungan pemerintah Indonesia dalam mengintrodusir insentif untuk mendorong percepatan kepemilikan kendaraan listrik di Indonesia. “Saya betul betul berharap, bagaimana ke depannya kita betul-betul mendorong pengembangan EV di Indonesia. Termasuk juga melakukan beberapa perubahan bisnis model, di antaranya adalah pengembangan baterai swap yang memang bisa betul-betul dikembangkan untuk bisa menurunkan biaya overrun ownership cost para pemilik motor karena ini merupakan salah satu kendala yang mungkin yang paling utama”. Selain itu, supply chain operation dan komersialitas GESITS juga perlu ditingkatkan. Peningkatan kualitas terhadap GESITS dapat dilakukan dengan mengembangkan partnership dengan mitramitra strategis, termasuk dengan membangun partnership dengan produsen otoparts. Diharapkan TKDN GESITS yang sekarang sudah mencapai 47% dapat dinaikkan ke arah 60%, terlebih pada kapabilitas perakitan baterai kendaraan listrik dalam negeri terintegrasi oleh IBC. Dengan terjalinnya sinergi antara IBC dan WIKON, diharapkan dapat merealisasikan pengembangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia dan menguasai pangsa pasar di atas 20%.

Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan bahwa proses pengambilalihan saham WIMA merupakan langkah IBC dalam mengakselerasi pembentukan ekosistem kendaraan listrik nasional yang terintegrasi dengan industri baterainya.

Sinergi kedua perusahaan diyakini sebagai perpaduan yang tepat di mana WIKON sebagai perusahaan yang telah lama berkecimpung di industri autoparts serta menjadi produsen dari Motor Listrik GESITS dan IBC sebagai Holding Industri Baterai Kendaraan Listrik yang didirikan oleh MIND ID, PT Pertamina Power Indonesia, PT PLN (Persero), dan PT Aneka Tambang Tbk.

Lebih jauh lagi, Direktur Utama IBC Toto Nugroho menyampaikan bahwa “Kolaborasi antara WIKON dan IBC dilakukan dengan mendorong GESITS sebagai platform kendaraan motor listrik roda dua yang terintegrasi dengan end to end value chain EV battery dan EV Ecosystem dari hulu ke hilir. Termasuk pemanfaatan jaringan yang telah dimiliki oleh grup BUMN yang menaungi IBC untuk pengembangan infrastruktur pengisian daya kendaraan listrik (charging station maupun battery swapping station). Hal ini Sejalan dengan Komitmen Pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, yakni 2 juta unit motor listrik di tahun 2025, maka dampak dari penggunaan kendaraan listrik tersebut mengurangi emisi CO2 hingga 8,25 juta ton CO2 per tahun dan potensi pengurangan impor BBM mencapai 7,6 juta barel per tahun”.

“Salah satu kekuatan yang ditawarkan oleh IBC terletak pada ekosistem industri baterai terintegrasi, di mana baterai merupakan komponen utama sebagai sumber energi untuk kendaraan listrik dan ikut berkontribusi signifikan pada komponen biaya kendaraan listrik di pasar. Dengan demikian, kolaborasi WIKON dan IBC merupakan langkah yang tepat bagi pengembangan GESITS sebagai kendaraan motor listrik roda dua karya anak bangsa pertama” ungkap Direktur Utama WIKON Dwi Johardian.

Dengan ekosistem terintegrasi dari hulu ke hilir, Dwi Johardian berharap ke depannya, WIMA dapat menjalankan proses bisnis yang lebih efisien sehingga dapat melahirkan produk unggulan di industri kendaraan listrik dan menunjukan daya saing di sektor kendaraan pada umumnya.

Di sisi lain, Direktur Utama WIMA, M. Samyarto menyambut positif sinergi antara WIKON dan IBC. Hal ini diharapkan dapat mendorong percepatan ekosistem kendaraan listrik roda dua di Indonesia sekaligus mendukung program pemerintah dalam percepatan atas Komitmen dalam mencapai net zero emission di 2060.

"Dengan keterlibatan IBC, kami optimis ke depannya dapat melakukan sinergi dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang terintegrasi, selain itu dengan bergabungnya IBC di WIMA dapat meningkatkan TKDN baterai sebagai komponen utama kendaraan listrik,” jelas Samyarto.

“GESITS menjadi cerminan kemajuan Indonesia dalam rancang bangun teknologi kendaraan motor listrik. Dengan inovasi yang konsisten dan dukungan seluruh pihak dalam semangat sinergi yang memberikan nilai tambah (value-added). Kami yakin GESITS akan dapat berkontribusi signifikan terhadap Komitmen Pemerintah untuk mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik di Indonesia, yakni 2 juta unit motor listrik di tahun 2025” ungkap Dwi Johardian dan Toto Nugroho.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2022