Pembangunan dinding tersebut telah dimulai
Jakarta (ANTARA) -
PT MRT Jakarta mulai membangun Dinding Diafragma (Diaphragm Wall/D-Wall) di bawah tanah Stasiun MRT Kota dengan lama pekerjaan selama 173 hari.

"Pembangunan dinding tersebut telah dimulai dan diawasi oleh sejumlah pekerja agar aman. Rencananya, pekerjaan ini membutuhkan waktu sekitar 173 hari," kata Plt Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan PT MRT Jakarta Rendi Alhilal dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis.

D-Wall merupakan dinding penahan tanah (retaining wall) sekaligus sebagai dinding bangunan di bawah tanah Stasiun MRT Kota. 

Rendi menerangkan bahwa ada sekitar 134 panel dinding yang akan dibangun hingga kedalaman 30 meter dan setiap satu panel memiliki panjang hingga enam meter dengan ketebalan antara 1,2 sampai 1,5 meter.

Meskipun pembangunan D-Wall merupakan bagian dari pekerjaan dalam pembangunan stasiun bawah tanah MRT, Rendi menyebut ada yang berbeda dari pembangunan D-Wall Stasiun Kota.

Baca juga: Simpang Gajah Mada Plaza ditutup untuk pengerjaan MRT Fase 2A

Perbedaan tersebut antara lain adalah lokasi pembangunan yang menjadi tantangan utama karena berdekatan dengan area permukiman dan aktivitas warga. Bahkan, jarak penggalian dan bangunan di sekitarnya bahkan kurang dari dua meter.

"Terdapat sekitar 100 bangunan yang berada di sekitar area proyek pembangunan Stasiun Kota ini. Tim konstruksi PT MRT Jakarta dan kontraktor melakukan sosialisasi satu per satu kepada para penghuni, pemilik, atau pengelola bangunan tersebut," ucap Rendi.

Selain sosialisasi dan pendekatan langsung, tutur Rendi, secara teknis, tim konstruksi juga melakukan survei sebelum konstruksi terhadap seluruh bangunan tersebut untuk memastikan agar proses pembangunan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap bangunan di sekitar area proyek," ucapnya.

"Setelah D-Wall terbangun, saat proses penggalian tanah untuk membangun stasiun, tim konstruksi juga telah menyiapkan mekanisme mitigasi pemantauan pergerakan tanah dengan metode 'on-site visual', yaitu memasang lampu indikator di sepanjang area bangunan di sekitar lokasi proyek," ucapnya.

Tersedia galeri
Stasiun Kota merupakan salah satu stasiun MRT Jakarta dengan desain yang indah bertema gerbang Batavia, dengan panjang sekitar 412 meter, lebar 20,6 meter, dan kedalaman 20,1 meter, stasiun ini akan terdiri dari tiga level, yaitu dua level beranda peron (concourse) dan satu peron (platform).

Baca juga: MRT sebut progres pembangunan fase Thamrin - Monas capai 45,5 Persen

Integrasi dengan halte bus TransJakarta dan Stasiun Beos juga akan disiapkan agar memberikan kemudahan transit bagi para pengguna transportasi publik.

Selama pembangunan berlangsung, banyak ditemukan benda cagar budaya dan terduga cagar budaya, seperti saluran air kuno Batavia (terakota) dan rel trem kuno.

"Nantinya di sisi utara stasiun akan disediakan galeri yang menampilkan benda-benda temuan arkeologi itu sebagai bagian dari upaya pelestarian terhadap sejarah Jakarta," ucap dia.

Pekerjaan D-Wall ini merupakan bagian dari Fase 2A MRT Jakarta yang akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 kilometer dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota.

Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada Maret 2025, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada Agustus 2027.

Baca juga: MRT lakukan rekayasa lalu lintas selama konstruksi Stasiun Thamrin

Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study).

Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp22,5 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2022