Jakarta (ANTARA) - Aktor Shandy Sjariff semakin percaya diri usai menjalani transplantasi rambut. Sebelumnya, ia mengalami persoalan rambut rontok sejak 3-4 tahun terakhir dan kondisinya semakin parah dari waktu ke waktu.

Menurut Shandy, rambut yang sehat dan rapi sangat menunjang penampilannya sebagai seorang aktor yang harus tampil sempurna di depan kamera.

"Ini memang kebutuhan pekerjaan saya, dalam hal ini syuting sinetron. Butuh kerapihan dan rambut yang enak dipandang," kata bintang sinetron "Jodoh Wasiat Bapak 2" itu dalam keterangan yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Untuk mengatasi permasalahan rambutnya yang rontok itu, Shandy mendapat masukan dari sang istri, Phylsa Idroes, untuk berkonsultasi ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic pada tahun lalu.

"Terus kita datang, cobain waktu itu PRP (Platelet Rich Plasma). Ternyata saya baru tahu rambut saya mengalami penipisan dan ruang yang kosong,” ujarnya.

Di Farmanina Aesthetic & Hair Clinic Tebet Timur, Jakarta Selatan, Shandy bertemu dokter ahli transplantasi rambut dr. Farmanina, M.Bio dan menjalani terapi perawatan rambut rontok dan merangsang pertumbuhan rambut lewat metode PRP.

PRP merupakan perawatan yang dilakukan dengan mengambil sedikit darah dari tubuh pasien. Darah tersebut diolah dengan mesin khusus. Nantinya, elemen darah yang diambil kaya akan kandungan faktor pertumbuhan.

Setahun kemudian, Shandy memutuskan kembali ke Farmanina Aesthetic & Hair Clinic Jakarta Utara untuk menjalani transplantasi rambut setelah mengetahui rekan sesama artisnya, Dave Hendrik, melakukan hal yang sama dengan hasil baik. Ia kembali ditangani oleh Farmanina.

Sebagai proses awal, Shandy menjalani pengambilan donor rambut di kepala bagian belakang selama 2-3 jam. Kepala bagian depan (hair line) lalu diberi penanda garis untuk kemudian dilakukan proses transplantasi rambut.

Menurut Shandy, proses transplantasi rambut yang ia jalani memakan waktu cukup panjang sebab pengerjaannya sangatlah detail. Ia pun bersyukur karena telah menuntaskan keseluruhan proses tersebut.

"Senang akhirnya tuntas. Masih ada tahapan perawatan lain. Semoga hasilnya sesuai yang saya harapkan. Rambut saya bisa lebat gondrong," katanya.

Sebagai informasi, Farmanina telah menangani ribuan pasien transplantasi rambut dengan metode Direct Hair Implantation (DHI) Medical Group sejak tahun 2016. Menurutnya, saat ini DHI merupakan teknik terbaru dan terbaik sebab tingkat keberhasilannya mencapai 97 persen.

"Kenapa lebih tinggi? Karena setiap folikel bagus yang dipilih untuk ditanamkan. Konsep lama tingkat keberhasilannya hanya sekitar 50 sampai 60 persen saja," ujar Farmanina.

"Ini bukan operasi. Proses yang dilakukan dalam transplantasi rambut kepada pasien adalah teknik memindahkan jaringan dan akar rambut ke daerah yang terjadi kebotakan," lanjutnya.

Ia menambahkan bahwa di klinik miliknya, semua prosedur transplantasi rambut ditangani oleh dokter yang telah memiliki sertifikasi dari Akademi DHI.

Baca juga: RS di Hong Kong lakukan transplantasi jantung pada bayi perempuan

Baca juga: Syarat yang harus dipenuhi untuk jadi pendonor jantung

Baca juga: Peneliti transplantasi organ babi pada monyet di Xian, China

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2022