Hutan mangrove memiliki peranan sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena itu, kami bekerja sama dengan BTNBS dan BPDAS Musi mengupayakan rehabilitasi sebagai bentuk usaha menjaga dan mengembalikan fungsi ekosistem hutan mangrove
Banyuasin, Sumsel (ANTARA) - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Balai Taman Nasional Berbak Sembilang (BTNBS) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi bersinergi melestarikan hutan bakau atau mangrove dan habitat burung di Pulau Alanggantang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Hutan mangrove memiliki peranan sangat penting bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Karena itu, PTBA bekerja sama dengan BTNBS dan BPDAS Musi mengupayakan rehabilitasi sebagai bentuk usaha menjaga dan mengembalikan fungsi ekosistem hutan mangrove, baik dari segi fisik, biologi, ekologi maupun sisi ekonomi sehingga dapat berfungsi optimal," kata Vice President Pengelolaan Lingkungan dan Penunjang Tambang PTBA Amarudin di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu.

Pulau Alanggantang termasuk dalam Taman Nasional Berbak Sembilang. Butuh dua jam perjalanan darat dari Kota Palembang yang dilanjutkan dengan 2,5 jam rute perairan menggunakan speedboat untuk mencapai lokasinya

Pulau tersebut juga terdapat ribuan burung migran dari Siberia, Rusia, memenuhi hutan mangrove di Pulau Alanggantang.

Burung-burung tersebut singgah untuk mencari makan di hutan mangrove yang lestari di pulau ini. Usai melintas di Pulau Alanggantang, ribuan burung migran tersebut akan menuju Australia. Ini adalah pemandangan yang terlihat pada Oktober hingga Februari setiap tahun.

Fenomena tahunan ini menarik minat banyak wisatawan untuk datang ke Pulau Alanggantang. Masyarakat sekitar turut diuntungkan karena kunjungan wisatawan yang menggerakkan perekonomian.

Hutan mangrove di kawasan ini sempat mengalami kerusakan akibat kebakaran pada 1994-1997. Berkat restorasi, Pulau Alanggantang kini kembali asri dan ditumbuhi hamparan mangrove.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) bersama Balai Taman Nasional Berbak Sembilang (BTNBS) dan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Musi bersinergi melestarikan hutan bakau atau mangrove dan habitat burung di Pulau Alanggantang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. (FOTO ANTARA/HO-PTBA)


PTBA, kata dia, turut berperan dalam memulihkan kondisi Pulau Alanggantang. Sejak 2021, PTBA melakukan penanaman mangrove sebagai langkah Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS) seluas 300 hektare (Ha) di pulau ini.

Ia menjelaskan sebanyak 994.851 batang bibit disiapkan PTBA untuk penanaman tahap pertama dalam upaya pelestarian tersebut.

Jenis tanaman yang digunakan adalah kombinasi jenis bakau (Rhizopora spp.) dan jenis api api (Avicennia spp). Metode rehabilitasi penanaman yang diterapkan yakni dengan kerapatan 3.300 batang/Ha.

Tidak hanya bermanfaat untuk kelestarian lingkungan, Rehabilitasi DAS juga mendukung pengembangan ekowisata di Pulau Alanggantang. Dalam pelaksanaan Rehabilitasi DAS, PTBA juga menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat dalam hal kegiatan pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan lainnya.

"Rehabilitasi mangrove merupakan program nasional yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Program ini menjadi salah satu pilar dalam upaya pelestarian lingkungan, pemberdayaan masyarakat, dan untuk mendukung pengembangan ekowisata di sekitar wilayah operasi perusahaan," katanya.

Penanaman mangrove juga merupakan wujud komitmen PTBA untuk melakukan dekarbonisasi. Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan.

Hal itu, kata dia, sesuai juga dengan tujuan mulia (noble purpose) PTBA sebagai anggota holding BUMN pertambangan MIND ID yakni menambang untuk membangun peradaban, kesejahteraan masyarakat, dan masa depan yang lebih baik.

Hingga Oktober 2022, PTBA telah melakukan Rehabilitasi DAS di 33 desa yang tersebar pada empat kabupaten, yaitu Muara Enim (Sumatera Selatan), Lahat (Sumatera Selatan), Banyuasin (Sumatera Selatan), dan Kulonprogo (Daerah Istimewa Yogyakarta).

Total areal rehabilitasi DAS di 33 desa tersebut mencapai 5.197 Ha. Areal yang telah diserahterimakan ke KLHK dan pemangku kawasan sebesar 453 ha. Kemudian 4.744 ha dalam tahap persiapan, penanaman dan pemeliharaan. Jumlah pohon yang ditanam untuk Rehabilitasi DAS mencapai 3.853.828 batang, demikian Amarudin.

Baca juga: Forum DAS Sumsel ingatkan jaga kawasan magrove di OKI dan Banyuasin

Baca juga: Rehabilitasi hutan mangrove di Sumsel butuh peran swasta

Baca juga: Pemprov Sumsel minta dukungan berbagai pihak dalam restorasi gambut

Baca juga: 629 warga pesisir Sumsel ikut program padat karya tanam mangrove

 

Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2022