Hanoi (ANTARA) - Bank sentral Vietnam mengatakan pada Selasa bahwa pihaknya berupaya untuk menopang cadangan devisa dengan membeli lebih banyak dolar AS, setelah terpaksa menjual sejumlah besar greenback pada awal tahun untuk mendukung mata uang dong Vietnam.

"Ada sinyal positif di pasar valuta asing yang memungkinkan bank sentral melanjutkan pembelian mata uang asing," kata wakil gubernur bank sentral Vietnam, Dao Minh Tu dalam konferensi pers tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Vietnam tidak memberikan pengungkapan reguler tentang besaran cadangan devisanya. Di akhir tahun 2021, jumlahnya mencapai 100 miliar dolar AS.

State Bank of Vietnam (SBV) awal tahun ini terpaksa menjual sejumlah besar dolar AS ke pasar untuk mendukung kurs dong, yang telah mencapai rekor terendah dalam beberapa bulan terakhir dari arus keluar modal karena Federal Reserve AS berulang kali menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Para analis pasar mengatakan SBV telah menjual sekitar 20 miliar dolar AS.

Arus masuk investasi asing langsung yang kuat dan surplus perdagangan yang besar tahun ini telah membantu memperlambat pelemahan dong, yang sejauh tahun ini kehilangan sekitar 3,0 persen terhadap dolar.

Tu juga mengatakan tingkat inflasi harus di bawah 4,0 persen pada tahun 2022, dan kredit macet dalam sistem perbankan terkendali.

Dalam sebuah pernyataan sebelumnya pada Selasa, SBV mengatakan akan mengelola kebijakan moneter dengan cara yang fleksibel untuk menjaga inflasi sebesar 4,5 persen tahun depan, yang bertujuan untuk "menstabilkan pasar moneter dan valuta asing guna memastikan keamanan sistem perbankan".

Pinjaman oleh bank-bank Vietnam naik 12,87 persen pada 21 Desember dari akhir tahun lalu, katanya.

Bank sentral awal bulan ini menaikkan batas pertumbuhan kredit 14 persen untuk sistem perbankan tahun ini sebesar 1,5 hingga 2,0 poin persentase, menyusul krisis kredit di sektor properti dan pasar keuangannya.

Vietnam memiliki salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia, didukung oleh manufaktur dan ekspor yang kuat, dengan perkiraan pertumbuhan produk domestik bruto sebesar 8,0 persen tahun ini. Ekspansi ekonominya juga sangat bergantung pada pertumbuhan kredit yang kuat.

Negara Asia Tenggara itu diperkirakan akan mencatat surplus perdagangan sebesar 11 miliar dolar AS tahun ini.

Pemerintah pada Selasa mengatakan arus masuk investasi asing langsung diperkirakan akan meningkat 13,5 persen dari tahun lalu menjadi 22,4 miliar dolar AS.


Baca juga: Indonesia-Vietnam merampungkan perundingan ZEE
Baca juga: Indonesia dan Vietnam sepakati target baru perdagangan kedua negara
Baca juga: China, Vietnam janji dorong pengembangan hubungan stabil dan sehat

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022