Depok (ANTARA) - Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI), Dr. Dipl.-Ing. Nuraziz Handika S.T., M.T. M.Sc., terpilih menjadi salah seorang ilmuwan muda Indonesia yang terlibat dalam Kongres Ilmuwan Muda Indonesia (KIMI) 2022.

"Sebagai salah satu peserta Science Leadership Collaborative (SLC), pelatihan yang diorganisasikan oleh The Conversation Indonesia, saya mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi pada KIMI 3-4 Desember 2022 yang lalu," kata Nurazis Handika dalam keterangannya, Rabu.

Nuraziz atau Aziz adalah dosen dan peneliti di Program Studi Teknik Sipil FTUI yang ahli di bidang rekayasa struktural, terutama dalam percobaan dan pemodelan mekanika rekahan suatu struktur dan material.

Azis meraih gelar doktor dari INSA Toulouse, Prancis, dan tergabung dalam Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) Kementerian PUPR RI, yakni kumpulan para ahli jembatan dari berbagai unsur yang bertugas melakukan evaluasi keamanan jembatan dan terowongan agar memenuhi standar yang berlaku.

Keterlibatan Aziz dalam KIMI bermula dari terpilihnya sebagai salah seorang ilmuwan yang berhasil lolos dalam seleksi Science Leadership Collaborative (SLC), yaitu program pengembangan kapasitas kepemimpinan peneliti besutan The Conversation Indonesia.

Prestasi ini membuat Aziz diperhitungkan sebagai salah satu ilmuwan potensial Indonesia. Selanjutnya, ia diundang menghadiri kongres tersebut bersama 18 peserta SLC lainnya. Dalam kongres itu, para ilmuwan muda yang hadir mendiskusikan beberapa topik berdasarkan kluster risetnya masing-masing. Aziz akan bergabung dengan ilmuwan-ilmuwan muda dari kluster Material dan Sains Komputasi.

Penelitian yang telah dilakukannya adalah properti mekanis dan keruntuhan dari bahan alternatif, seperti agregat berbahan cangkang kelapa sawit, agregat daur ulang, dan by-product lain dari industri untuk bahan alternatif di bidang konstruksi.

Dekan FTUI, Prof. Dr. Heri Hermansyah, ST., M.Eng., IPU mengungkapkan kebanggaannya atas prestasi Aziz. “Kedepannya, bagaimana kita mencari solusi dan menjawab begitu banyak permasalahan bangsa tidak bisa dilakukan hanya oleh satu pihak," katanya.

Untuk itu diperlukan kolaborasi dari berbagai pihak. Mulai dari peneliti dan dosen di perguruan tinggi, sektor industri, pemerintah, NGO, dan masih banyak lagi. Semoga Aziz, melalui keterlibatannya di SLC mampu menjembatani inovasi yang ada di FTUI dan kebutuhan dunia industri dan masyarakat kedepannya.

Baca juga: Dosen UNJ: Lingkungan belajar yang inklusif miliki banyak manfaat
Baca juga: Dosen RSA UGM jelaskan hiposmia sebagai gejala baru COVID-19

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2022