Salah satu yang signifikan adalah lompatan di sisi sains dan teknologi dalam proses identifikasi jenis atau varian virus
Jakarta (ANTARA) - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyatakan adanya krisis dari pandemi COVID-19 telah mendongkrak kemampuan sekuensing genomik di Indonesia naik secara signifikan dan mempermudah pemantauan pandemi pemerintah.

“Salah satu yang signifikan adalah lompatan di sisi sains dan teknologi dalam proses identifikasi jenis atau varian virus,” kata Menkes dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.

Budi menuturkan bahwa sebelumnya dunia mengartikan lonjakan kasus COVID-19 disebabkan oleh adanya mobilitas masyarakat yang tinggi. Namun belakangan, disadari penyebab utamanya adalah munculnya varian baru yang lebih berbahaya.

Varian-varian baru tersebut kemudian menuntut pemerintah dunia termasuk Indonesia, untuk mengidentifikasi secara rutin karakteristik varian, perbedaan dengan varian sebelumnya hingga pola penyebarannya.

Pada awal pandemi COVID-19 melanda, Budi membeberkan jika kapasitas uji varian baru di Indonesia pada awal dirinya menjabat sebagai Menkes masih sangat terbatas dengan fasilitas laboratorium yang belum bisa beroperasi dengan baik.

Dalam data Kemenkes hingga bulan Desember 2020, jumlah laboratorium sekuensing genomik hanya ada 16 laboratorium di seluruh Indonesia, dengan rincian 14 ada di Jawa, satu di Sumatera dan satu di Maluku dan Papua. Jumlah peralatan yang tersedia pun hanya ada 24 jenis.

Baca juga: Menkes sebut lonjakan COVID-19 disebabkan varian baru bukan mobilitas

Baca juga: Menkes: Jika sehat, masyarakat tak perlu bermasker di ruang terbuka


Namun pada Desember 2022, jumlah Indonesia berhasil menaikkan jumlahnya hingga 41 laboratorium yang kini ada empat di Sumatera, 27 di Jawa, tiga di Kalimantan, tiga di Sulawesi, dua di Bali dan Nusa Tenggara serta tiga di Maluku dan Papua, yang dilengkapi dengan 56 jenis peralatan.

“Kita sudah berhasil meningkatkan secara drastis kapasitas sekuensing kita, yang tadi hanya 140 dari sembilan bulan, bisa di atas 5.000 dalam waktu sebulan. Ini sangat membantu sekali dalam strategi penanganan pandemi di Indonesia karena kita bisa mengetahui musuh kita siapa dan penyebarannya seperti apa,” ujarnya.

Menurutnya, penguatan genom sekuensing menjadi salah satu cara Indonesia menghadapi pandemi lebih baik. Selain di bidang sains, Indonesia melakukan terobosan teknologi digital guna menghadapi pandemi melalui aktivasi telemedisin bagi pasien yang melakukan isolasi mandiri (isoman). Dimana pasien bisa mendapatkan layanan telekonsultasi dan obat gratis.

Budi menyebut Kemenkes sudah bekerja sama dengan 17 platform telemedisin, yang sudah berhasil menjangkau 12 area di kota-kota besar di seluruh Indonesia.

Bahkan sejak November 2022, pasien dapat memilih salah satu metode pengiriman atau pengambilan obat baik melalui kurir paket secara gratis maupun diambil sendiri oleh ojek daring atau wali pasien dengan biaya ditanggung masing-masing.

Aplikasi PeduliLindungi saat ini juga sudah digunakan oleh lebih dari 104 juta pengguna dan lebih dari 228 ribu merchant yang terdaftar di dalamnya.

Menjadikan PeduliLindungi sebagai salah satu aplikasi kesehatan terbesar di dunia, yang juga sempat pemerintah gunakan untuk mengkontrol tracing dan surveilans dari masyarakat yang positif COVID-19 dengan memasang barcode aplikasi di setiap ruang publik.

“Saya ucapkan terima kasih, ini bisa tercapai karena kerja sama bersama, karena kolaborasi seluruh anak negeri dan rekan media juga yang sudah mensosialisasikan program dari Kemenkes,” ujarnya.

Baca juga: Menkes: Tidak ada tambahan aturan setelah pencabutan PPKM

Baca juga: Humaniora kemarin, faktor lonjakan COVID-19 hingga vonis Herry Wirawan


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023