Harga minyak mentah pulih dari kerugian minggu sebelumnya karena pembukaan kembali ekonomi di China
Singapura (ANTARA) - Harga minyak naik di perdagangan Asia pada Senin sore, karena pembukaan kembali perbatasan China, importir minyak mentah utama dunia, meningkatkan prospek pertumbuhan permintaan bahan bakar dan mengimbangi kekhawatiran resesi global.

Minyak mentah berjangka Brent bertambah 1,49 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 80,06 dolar AS per barel pada pukul 07.45 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS terangkat 1,43 dolar AS atau 1,9 persen, menjadi diperdagangkan di 75,20 dolar AS per barel.

Harapan untuk kenaikan suku bunga AS yang kurang agresif mendukung pasar keuangan dan menekan dolar. Mata uang AS yang lebih lemah membuat komoditas berdenominasi dolar lebih terjangkau bagi investor yang memegang mata uang lain.

Baik Brent maupun WTI jatuh lebih dari 8,0 persen minggu lalu, penurunan mingguan terbesar mereka di awal tahun sejak 2016.

Baca juga: Minyak naik setelah China buka perbatasan, angkat prospek permintaan

"Harga minyak mentah pulih dari kerugian minggu sebelumnya karena pembukaan kembali ekonomi di China dan prospek pengetatan moneter yang kurang agresif dari Federal Reserve menetapkan nada positif untuk pemulihan permintaan," kata Avtar Sandu, manajer senior komoditas di Phillip Futures.

Sebagai bagian dari "fase baru" dalam perang melawan COVID-19, China membuka perbatasannya pada akhir pekan untuk pertama kalinya dalam tiga tahun. Di dalam negeri, sekitar 2 miliar perjalanan diperkirakan terjadi selama musim Tahun Baru Imlek, hampir dua kali lipat pergerakan tahun lalu dan pulih ke 70 persen dari level 2019, kata Beijing.

Selama seminggu terakhir, maskapai penerbangan telah meningkatkan kapasitas kursi internasional Januari ke dan dari China sebesar 9,5 persen saat mereka meningkatkan penerbangan setelah pembukaan perbatasannya, menurut penyedia data penerbangan Cirium.

Meskipun minyak naik pada Senin, masih ada kekhawatiran bahwa arus besar wisatawan China dapat menyebabkan lonjakan infeksi COVID, sementara kekhawatiran ekonomi yang lebih luas juga masih ada.

Kekhawatiran itu tercermin dalam struktur pasar untuk patokan minyak berjangka. Baik kontrak Brent maupun WTI bulan depan berada dalam kondisi contango, ketika harga saat ini berada di bawah harga untuk kontrak pengiriman selanjutnya, yang biasanya menunjukkan sentimen bearish untuk pasar.

"Harga minyak kemungkinan naik karena meningkatnya kepercayaan pada pembukaan kembali China, tetapi kekhawatiran resesi di pasar global yang lebih luas tetap ada. Ketidakpastian ini kemungkinan akan menyebabkan perubahan harga minyak dalam waktu dekat," kata Serena Huang, kepala ​​​​​ APAC Analysis.

Energi berjangka untuk minyak mentah, produk olahan dan gas alam anjlok di Tahun Baru karena para pedagang telah mempertimbangkan kembali kekhawatiran jangka pendek atas cuaca dingin dan kekhawatiran kekurangan pasokan.

Pekan lalu, perusahaan energi AS memangkas jumlah rig minyak dan gas alam yang beroperasi sebanyak tujuh, penurunan mingguan terbesar sejak September 2021, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co, Jumat (6/1/2023).

Baca juga: Minyak beragam dan catat penurunan mingguan karena kekhawatiran resesi
Baca juga: Minyak naik di Asia didorong optimisme atas pembukaan kembali China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023