Singapura (ANTARA) - Dolar AS melemah di dekat level terendah tujuh bulan terhadap mata uang utama lainnya di sesi Asia pada Selasa sore, karena investor berhati-hati bahwa Federal Reserve mungkin mendekati akhir siklus kenaikan suku bunga dan ketika pembukaan kembali China mendorong permintaan untuk aset-aset berisiko.

Pasar semakin ragu bahwa Fed harus mengambil suku bunga di atas 5,0 persen untuk mendinginkan inflasi, karena dampak dari kenaikan suku bunga yang agresif tahun lalu sudah terasa. Investor sekarang memperkirakan suku bunga akan mencapai puncaknya sedikit di bawah 5,0 persen pada Juni.

Laporan ketenagakerjaan minggu lalu menunjukkan bahwa sementara ekonomi AS menambah pekerjaan yang solid pada Desember, juga mencatat perlambatan dalam pertumbuhan upah.

Euro terakhir 0,07 persen lebih tinggi pada 1,0739 dolar, bertahan di dekat puncak tujuh bulan sesi sebelumnya di 1,07605 dolar yang terjadi di balik penurunan dolar.

Sterling meluncur 0,08 persen menjadi 1,21705 dolar, setelah mencapai puncak tiga minggu di 1,2209 dolar pada Senin (9/1/2023) dan mengakhiri sesi 0,73 persen lebih tinggi.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS turun 0,03 persen menjadi 103,14, setelah jatuh 0,7 persen dan menyentuh level terendah tujuh bulan di 102,93 di sesi sebelumnya.

"Pendakian besar dolar telah dimulai," kata George Saravelos, kepala riset valuta asing di Deutsche Bank.

Pembukaan kembali perbatasan China yang cepat setelah pembatasan pandemi juga memberikan dorongan lain terhadap aset-aset berisiko menjauh dari daya tarik safe haven greenback, dengan dolar Australia yang sensitif terhadap risiko melonjak pada puncak lebih dari empat bulan di 0,6950 dolar AS di sesi sebelumnya. Aussie terakhir 0,03 persen lebih tinggi pada 0,69155 dolar AS.

Dolar Selandia Baru naik 0,13 persen menjadi 0,6378 dolar AS, tidak jauh dari level tertinggi tiga minggu pada Senin (9/1/2023) di 0,6411 dolar AS. Kedua mata uang Antipodean banyak digunakan sebagai proksi likuid untuk yuan China.

Yuan di pasar luar negeri terakhir dibeli 6,7755 per dolar, setelah mencapai puncak hampir lima bulan di 6,7590 di awal sesi.

"Manajer dana lindung nilai telah berubah sedikit bearish terhadap dolar setelah pembukaan kembali penuh di China," kata Tareck Horchani, kepala perdagangan pialang utama di Maybank Securities.

Di tempat lain, yen Jepang naik tipis 0,1 persen menjadi 131,73 per dolar, menarik dukungan dari pelemahan greenback dan perubahan mengejutkan bank sentral Jepang (BoJ) terhadap kebijakan kurva imbal hasil akhir tahun lalu.

"Apa yang dilakukan BoJ pada akhir tahun 2022 hanya menunjukkan bahwa Tuan Kuroda sedang berusaha membuat pekerjaan lebih mudah bagi penggantinya," kata Dong Chen, kepala penelitian makroekonomi Asia di Pictet Wealth Management kepada wartawan dalam sebuah pengarahan prospek. Gubernur BoJ Haruhiko Kuroda akan mengundurkan diri pada April.

Real Brasil menghentikan laju kenaikan tiga hari di sesi sebelumnya dan terakhir berdiri di 5,2546 per dolar setelah pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro menyerbu ibu kota. Mata uang Brasil belum diperdagangkan pada jam Asia pada Selasa.

Investor sekarang akan mengalihkan perhatian mereka ke pidato Ketua Fed Jerome Powell pada Selasa dan data inflasi AS pada Kamis (12/1/2023), yang dapat memberikan kejelasan lebih lanjut tentang prospek jalur kenaikan suku bunga Fed.


Baca juga: Dolar AS melemah di Asia, kekhawatiran kenaikan suku bunga Fed surut
Baca juga: Rupiah melemah di tengah pasar kaji kebijakan bank sentral AS
Baca juga: Emas terangkat 8,10 dolar AS didorong "greenback" lebih lemah

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2023