Nanning (ANTARA News) - Indonesia kembali berpartisipasi pada pameran China-ASEAN Expo (CAEXPO) ke-9 mulai 21 hingga 25 September 2012 di Nanning, China.

Tahun ini, pameran CAEXPO mengangkat tema Ilmu Pengetahuan dan Teknologi karena selaras dengan bertambah luas dan dalamnya lingkup kerja sama antara China dengan negara anggota ASEAN.

“Pemilihan tema ini juga merupakan sinyal bahwa kerja sama dalam bidang sains dan teknologi akan menjadi agenda utama kerja sama China-ASEAN ke depan. Pengetahuan dan teknologi merupakan bagian yang vital dari proses ekonomi yang memberikan nilai tambah,” kata Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Gusmardi Bustami.

CAEXPO disponsori oleh Kementerian Perdagangan China dan 10 negara anggota ASEAN (Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand dan Viet Nam), serta Sekretariat ASEAN dan diselenggarakan oleh Pemerintah Guangxi Zhuang Autonomous Region.

China-ASEAN Expo merupakan pameran tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2004 dan merupakan hasil kesepakatan pertemuan China-ASEAN ke-7 pada bulan Oktober 2003 di Bali dalam kerangka kerja perdagangan ekonomi China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA).

Setiap negara peserta akan menempati 2 paviliun, yaitu Commodity Pavilion dan City of Charm.

Pada tahun 2011 jumlah pengunjung yang datang ke Hall Indonesia sebanyak 15.400 orang dengan jumlah transaksi sebesar USD 4.975.000 dari 83 perusahaan. CAEXPO telah berkembang menjadi kerangka yang sangat penting untuk membina persahabatan, promosi bisnis dan kerja sama bilateral dalam lingkup yang luas antara China and ASEAN.

CAEXPO juga berfungsi memperkuat kerangka kerja sama CAFTA yang telah berlaku pada tahun 2010.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Paviliun Komoditi Indonesia menempati Hall 15 seluas 2.025 m2 yang diisi sebanyak 128 booths untuk 88 peserta. Paviliun Komoditas menampilkan berbagai produk unggulan Indonesia baik komoditi maupun jasa serta menjadi platform bagi interaksi B to B.

Sementara pada Paviliun Nasional (City of Charm), Indonesia diwakili oleh Provinsi Bengkulu. Pada Paviliun City of Charm setiap negara peserta menampilkan perwakilan daerah atau provinsi yang dinilai memiliki potensi ekspor dan investasi.

Paviliun City of Charm ini diwajibkan menampilkan produk dan jasa unggulan serta menampilkan pertunjukan seni budaya. Sebagai City of Charm, Provinsi Bengkulu diberikan area seluas 200 m2 dan akan didesain khusus dengan menampilkan replika berbagai landmark kota tersebut seperti benteng Marlborough, rumah kediaman Presiden pertama Republik Indonesia dan bunga langka Raflesia Arnoldi.

Selain mengisi Paviliun Komoditi dan City of Charm, Indonesia juga akan berpartisipasi dalam kegiatan bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya dalam memperkenalkan produk kopi dan Coffee Testing at Coffee Show yang diselenggarakan oleh Sekretariat CAEXPO dan Asosiasi kopi negara-negara ASEAN.

Indonesia dalam hal ini diwakili oleh Gabungan Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (GAEKI).

Menurut Gusmardi, disamping beberapa kegiatan tersebut, Indonesia juga akan melakukan upaya untuk meningkatkan kegiatan bisnis dan menarik investasi asing ke Indonesia baik dari China maupun dari negara-negara ASEAN lainnya.

Hal tersebut akan dioptimalkan melalui penyelenggaraan Business Forum dengan judul “Indonesia Promotion Conference.” Dalam forum tersebut, beberapa pejabat dari Kementerian Perdagangan, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Badan Pengawas Obat dan Minuman (BPOM), Pemerintah Provinsi Bengkulu, dan Pemerintah Kabupaten Sleman akan berpartisipasi secara aktif.

Peserta yang menampilkan produknya pada pameran CAEXPO tahun ini terdiri dari 88 perusahaan termasuk beberapa instansi terkait, yaitu Pemerintah Provinsi Bengkulu, BKPM, Badan Penanaman Modal Pemerintah Kota Batam (BPMP), BPOM, Disperindag Provinsi DIY, Disperindag Kota Surakarta, Disperindag Kota Surabaya, Disperindag Provinsi Riau, dan Disperindag Provinsi Sumatera Utara.  Produk-produk Indonesia yang ditampilkan antara lain Jewelry, Foods & Beverages, Furniture, Home Decorative & Handicraft, Fashion, dan Health Product.

Hubungan Indonesia-China

China adalah mitra dagang terbesar bagi Indonesia. Potensi kerangka kerja sama CAFTA terutama untuk meningkatkan masuknya investasi dari China dan akses ekspor ke pasar China dapat digali lebih dalam melalui forum CAEXPO ini.

Bagi Indonesia, kerja sama ekonomi dengan China sangat penting karena China adalah pasar ekspor potensial dengan jumlah penduduknya sebesar 1,3 miliar jiwa dan ekonomi negara tersebut yang terus menerus mencatat pertumbuhan yang tinggi.

China juga dapat menjadi sumber asal investasi bagi Indonesia yang realistis untuk mengantisipasi memburuknya situasi ekonomi di Eropa Barat dan AS. Perdagangan bilateral Indonesia-China pada periode Januari-Juni 2012 tercatat mencapai USD 25,43 miliar, atau meningkat 15,37% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2011 yaitu sebesar USD 22,04 miliar.

Perdagangan bilateral Indonesia-China berkembang dengan sangat pesat. Jika pada tahun 2008 nilainya baru mencapai USD 26,88 miliar, pada tahun 2011 total nilai perdagangan kedua negara telah mencapai USD 49,15 miliar.

Indonesia menderita defisit pada neraca perdagangan bilateralnya dan keikutsertaan Indonesia pada pameran CAEXPO ini adalah salah satu upaya untuk memperkenalkan produk dan jasa unggulan Indonesia dalam rangka peningkatan ekspor barang Indonesia ke China dan negara ASEAN lainnya.

(*)

Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2012