Ambon (ANTARA) - Tim dari Pusat Hidro-Oseanografi TNI Angkatan Laut atau Pushidrosal datang di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, untuk melakukan survei terhadap munculnya pulau baru di wilayah perairan Kecamatan Wuarlabobar akibat gempa magnitudo (M) 7,9 pada Selasa (10/1) pukul 02.47 WIT.

Tim Unit Survei Tanggap Segera (USTS) dari Pushidrosal itu sebanyak 10 personel di bawah komando Komandan Unit Survei Pushidrosal Mayor Laut (P) Taryono.

Tim USTS itu tiba di Bandar Udara Mathilda Batlayeri dengan menggunakan pesawat komersial Wings Air, Kamis pukul 09.11 WIT, dan dijemput oleh Komandan Pangkalan TNI AL (Danlanal) Saumlaki Letkol Laut (P) Andi Kristianto.

Berselang beberapa jam kemudian, Danlantamal IX Ambon Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina tiba didampingi oleh Asintel Danlantamal IX Ambon Kolonel Mar Indarto, Dansatrol Lantamal IX Ambon Letkol Laut (P) Eko Setiyono, dan Danlanal Saumlaki Letkol Laut (P) Andi Kristianto.

Baca juga: Peneliti: Fenomena pulau baru di Tanimbar akibat patahan gempa

"Hari ini tim dari Pushidrosal sudah tiba di Saumlaki dan akan langsung menuju ke lokasi. Mereka akan membangun posko dan mendatangkan alat-alatnya untuk segera melaksanakan survei sehingga bisa mengetahui material pulau yang muncul itu," kata Danlantamal IX Ambon Brigjen TNI (Mar) Said Latuconsina di Saumlaki, Kamis.

Dia mengatakan, sesuai tahapannya, tim USTS akan melakukan survei awal dan dilanjutkan dengan penelitian, pemetaan laut, dan publikasi. Kemudian mereka akan menyimpulkan penyebab kemunculan pulau tersebut.

Danlantamal menyebutkan bahwa tim tersebut akan bekerja secepat mungkin untuk kemudian dilaporkan ke pimpinan atas. Jika membutuhkan tambahan waktu, tentu akan dilanjutkan sesuai dengan petunjuk pimpinan TNI AL.

Said mengatakan penyebab sementara munculnya pulau tersebut akibat goncangan dan patahan dan muncul cairan-cairan yang membeku.

"Saya berharap masyarakat tetap tenang dan waspada," katanya.

Baca juga: BNPB rekonstruksi fasilitas rusak akibat gempa di Tanimbar

Sebuah pulau muncul di permukaan air di wilayah perairan Teinaman, Kecamatan Wuarlabobar, Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku, setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,9 mengguncang daerah itu pada Selasa (10/1) dini hari.

Kepala Desa Teinaman Bony Kelmaskossu mengatakan gempa tersebut mengakibatkan munculnya tumpukan material sehingga membentuk pulau.

Fenomena tersebut mengakibatkan masyarakat Desa Teinaman panik dan takut sehingga untuk sementara waktu mengungsi.

Gempa bumi tektonik bermagnitudo lebih dari 7 terjadi pada Selasa (10/1) dini hari. Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 7,37° LS ; 130,23° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 136 km arah barat Laut Maluku Tenggara Barat, Maluku pada kedalaman 130 km.

Peneliti dari Pusat Riset Geoteknologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Eko Yulianto mengatakan, fenomena pulau baru di Desa Teinaman diakibatkan patahan gempa bumi, di mana proses pengangkatan penurunan daratan terjadi akibat mekanisme siklus gempa.

Baca juga: Pemprov Maluku tetapkan tanggap darurat bencana KKT dan MBD

"Pengangkatan dan penurunan daratan oleh mekanisme siklus gempa disebabkan dua fase utama yakni interseismic merupakan fase awal gempa bumi dan fase coseismic adalah fase ketika gempa tektonik terjadi," katanya.

Pewarta: Simon Lolonlun
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023