Saya tidak berpikir (BoJ) memiliki waktu untuk mengatakan bahwa mereka akan menilai dan menunggu sampai kuartal kedua atau Kuroda mengakhiri masa jabatannya tanpa membuat perubahan lebih lanjut
Singapura (ANTARA) - Yen Jepang bertahan di dekat puncak lebih dari tujuh bulan pada awal sesi Asia, Senin pagi, karena pedagang menjelang keputusan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ) minggu ini meningkatkan taruhan bahwa bank sentral dapat melakukan perubahan lebih lanjut pada kebijakan kontrol imbal hasil.

Yen 0,1 persen lebih rendah pada 128,01 per dolar pada awal perdagangan, setelah melonjak menjadi 127,46 per dolar pada Jumat (13/1), tertinggi sejak Mei tahun lalu.

Pasar telah menekan BoJ untuk beralih dari kebijakan moneter ultra-longgar, yang pada Jumat (13/1) menyebabkan imbal hasil obligasi pemerintah Jepang bertenor 10 tahun menembus plafon baru bank sentral.

Dengan BoJ yang akan mengumumkan keputusan kebijakan moneternya pada Rabu (18/1), ekspektasinya adalah untuk perubahan lebih lanjut pada kebijakan pengendalian imbal hasil atau pengabaian sepenuhnya.

"Saya pikir seluruh dunia akan fokus pada Rabu (18/1) ... dan mungkin minggu di G10 (mata uang) akan ditentukan oleh apa yang terjadi pada yen dan persilangan yen," kata Ray Attrill, kepala strategi valas di National Australia Bank (NAB).

"Saya tidak berpikir (BoJ) memiliki waktu untuk mengatakan bahwa mereka akan menilai dan menunggu sampai kuartal kedua atau Kuroda mengakhiri masa jabatannya tanpa membuat perubahan lebih lanjut."

Gubernur BoJ saat ini Haruhiko Kuroda akan mengundurkan diri pada April.

Kebijakan kontrol kurva imbal hasil BoJ telah menjadi faktor besar di balik penurunan yen sebesar 12 persen tahun lalu, dan sejak keputusan mengejutkan bank sentral Desember lalu untuk memperluas batas di sekitar target imbal hasil, yen telah melonjak lebih dari 60 persen.

Di tempat lain, dolar AS berjuang untuk pulih dari penurunannya setelah aksi jual minggu lalu karena data yang menunjukkan bahwa harga konsumen AS turun untuk pertama kalinya dalam lebih dari 2,5 tahun pada Desember.

Euro beringsut 0,04 persen lebih tinggi terhadap greenback menjadi 1,0838 dolar, tidak jauh dari tertinggi sembilan bulan pada Jumat (13/1) di 1,0868 dolar.

Sterling menguat 0,05 persen menjadi 1,2240 dolar, setelah menyentuh puncak satu bulan di 1,22495 dolar pada Jumat (13/1).

Data ekonomi Jerman dan Inggris yang lebih baik dari perkiraan juga menunjukkan bahwa kedua negara dapat lolos dari resesi untuk saat ini, mengangkat sentimen.

Terhadap sekeranjang mata uang, indeks dolar AS turun 0,13 persen menjadi 102,13, melemah di dekat level terendah tujuh bulan Jumat (13/1) di 101,97.

"Tren penurunan dolar AS berjalan dengan baik di sini, dan saya pikir masih banyak lagi yang akan datang," kata Attrill dari NAB.

Pasar AS tutup pada Senin untuk liburan, membuat perdagangan tipis. Dalam mata uang lainnya, Aussie bertahan 0,2 persen lebih tinggi pada 0,6989 dolar AS, sedangkan kiwi naik 0,16 persen menjadi diperdagangkan di 0,63955 dolar AS.

Baca juga: Yen melonjak dipicu spekulasi BoJ, dolar naik dari terendah 7 bulan

Baca juga: Yen melonjak di awal sesi Asia, dolar tentatif jelang data inflasi AS

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023