Dengan konsep dan topologi yang dihadirkan, Node IIX akan menjadi node redundansi serta dapat mengurangi risiko Single Point Of Failure (SPOF) yang mampu mencegah terjadinya gangguan internet dalam skala besar. Ke depan, APJII juga dapat meningkatkan pelayanan, utamanya kestabilan akses internet bagi pengguna internet di Indonesia.
Sementara itu, tercatat sejak awal pendirian DCI, penyedia pusat data ini belum pernah mengalami server down, termasuk ketika terjadi gangguan listrik blackout di pulau Jawa pada 2019 lalu.
"Node IIX Ini merupakan kebijakan baru di APJII bagaimana APJII ingin menambah kapasitas dari IIX sendiri. Saya berharap kerja sama ini berlangsung dengan baik karena saya pikir ini konsep yang hampir sempurna," kata Ketua APJII Muhammad Arif dalam sambutan di gedung pusat data DCI Indonesia, Cibitung, Kabupaten Bekasi.
Baca juga: Menkominfo ajak pemda bantu mempercepat pemerataan akses internet
Sementara Deputy President Director DCI Indonesia, Marco Cioffi juga mengucapkan hal senada. Menurut dia, perkembangan pusat data di Indonesia saat ini sangat berkembang pesat.
"10 tahun lalu mungkin belum banyak yang membutuhkan data center Indonesia, tetapi lima tahun ke belakang, DCI sudah membangun tiga gedung bar data center dan semuanya terisi penuh," ujar Marco.
Di sisi lain, kerja sama ini juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas pemerintah untuk mengakselerasi transformasi digital di Indonesia. Hal ini dikarenakan Node IIX merupakan salah satu elemen krusial dalam ekosistem infrastruktur internet.
Kehadiran Node IIX di DCI ini juga diharapkan mampu mengakselerasi perkembangan ekonomi digital sekaligus pemerataan pembangunan infrastruktur digital di Indonesia dengan dukungan dari fasilitas teknologi kelas dunia yang DCI miliki.
Baca juga: Kemenkominfo: Setiap orang butuh internet
Baca juga: APJII dukung percepatan transformasi digital Indonesia melalui DTI-CX
Baca juga: APJII sebut Indonesia perlu ketangguhan internet
Pewarta: Pamela Sakina
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023
