AsiaNet 50767

TOKYO, 27 September (ANTARA/Kyodo JBN-AsiaNet) --

     Data paling jelas saat ini mengenai elemen atom ke-113 yang sulit dipahami telah diperoleh para peneliti di RIKEN Nishina Center for Accelerator-based Science (RNC). Rangkaian enam peluruhan alpha berturut-turut, yang dihasilkan dalam eksperimen di RIKEN Radioisotope Beam Factory (RIBF), secara meyakinkan mengidentifikasi elemen itu melalui hubungan ke anak nuklida yang dikenal baik. Hasil terobosan ini memungkinkan Jepang mengklaim hak-hak penamaan atas elemen tersebut.

     Pencarian elemen super berat, yang tidak terjadi secara alami dan harus diproduksi melalui eksperimen, adalah proses yang melelahkan. Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1940, berbagai negara telah bersaing untuk mensintesis lebih banyak elemen tersebut. Ilmuwan Amerika menemukan elemen 93 hingga 103, ilmuwan Rusia dan Amerika menemukan elemen 104 hingga 106, ilmuwan Jerman menemukan elemen 107 hingga 112, dan ilmuwan Rusia dan Amerika bersama-sama menemukan unsur 114 dan 116.

     Peneliti Kosuke Morita dan timnya di RNC sekarang akan membuat Jepang negara pertama di Asia yang menamai elemen atom. Selama bertahun-tahun Morita telah mencari elemen ini dengan menggunakan gas-filled recoil ion separator (GARIS) yang disesuaikan ditambah dengan detektor semikonduktor yang peka posisi untuk mengidentifikasi produk reaksi. Pada tanggal 12 Agustus, eksperimennya membuahkan hasil: ion seng bertabrakan dengan lapisan tipis bismut untuk menghasilkan ion yang sangat berat diikuti dengan rangkaian enam peluruhan alpha berturut-turut yang diidentifikasi sebagai produk isotop unsur ke-113.

     Sementara tim Morita juga mendeteksi unsur 113 dalam eksperimen yang dilakukan pada tahun 2004 dan 2005, hasil awal hanya mengidentifikasi empat peluruhan diikuti oleh fisi spontan dubnium-262 (elemen 105). Isotop dubnium-262 diketahui juga meluruh melalui peluruhan alpha, tetapi hal ini tidak diamati, dan hak penamaan tidak diberikan karena produk akhirnya bukanlah nuklida yang dikenal baik pada saat itu. Rangkaian yang terdeteksi kali ini mengambil rute alternatif alpha, dengan data menunjukkan bahwa dubnium yang meluruh menjadi lawrencium dan akhirnya menjadi mendelevium. Peluruhan dubnium-262 menjadi lawrencium-258 dikenal baik dan memberikan bukti jelas bahwa elemen 113 merupakan asal dari rangkaian tersebut.

     Penemuan terobosan tim ini, dikombinasikan dengan hasil-hasil mereka sebelumnya, menjanjikan klaim hak penamaan mereka atas elemen tersebut. "Selama 9 tahun, kami telah mencari data meyakinkan untuk mengidentifikasi elemen 113, dan akhirnya sekarang kami mendapatkannya, rasanya seperti beban yang berat telah diangkat dari bahu kami," ucap Morita. "Saya ingin berterima kasih kepada semua peneliti dan staf yang terlibat, yang tetap percaya bahwa suatu hari, 113 akan menjadi milik kami. Selanjutnya kami mengharapkan elemen 119 dan seterusnya."

     Referensi:
     Kosuke Morita et al. "Hasil Baru dalam Produksi dan Pembusukan Isotop,
     (278)113, dari Elemen ke-113" Journal of Physical Society of Japan, 2012.
     DOI: 10.1143/JPSJ.81.103201
     URL: http://jpsj.ipap.jp/link?JPSJ/81/103201/


     Sumber: RIKEN

     Hubungi:
     Kosuke Morita
     Superheavy Element Laboratory
     RIKEN Nishina Center for Accelerator-Based Science
     Tel: +81-48-467-4964
     Fax: +81-48-462-7302
     Email: morita@ribf.riken.jp

     Kantor Hubungan Global
     RIKEN
     Tel: +81-48-462-1225
     Fax: +81-48-463-3687
     Email: pr@riken.jp

Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2012