Jakarta (ANTARA) - Pakar kesehatan anak dr. Cut Nurul Hafifah, Sp. A, Subsp. N.P.M mengatakan perbaikan sistem rujukan stunting termasuk di posyandu menjadi hal utama yang perlu dilakukan saat ini untuk mencegah stunting.

"Jika di posyandu ada anak yang berat badannya tidak naik adekuat, maka harus segera dirujuk ke puskesmas untuk dievaluasi asupan nutrisinya dan dicari tanda bahaya yang terjadi (redflags)," ujar Nurul yang tergabung dalam Ikatan Dokter Anak Indonesia itu kepada ANTARA melalui pesan elektronik di Jakarta, Jumat.

Dokter Spesialis Anak Subspesialis Kesehatan Anak Nutrisi dan Penyakit Metabolik ini menambahkan hal penting lainnya yaitu mengedepankan pemberian makanan tambahan berprotein hewani tinggi di posyandu.

Baca juga: Pemda miliki peran penting dalam percepatan penurunan stunting

Nurul yang berpraktik di RS Pondok Indah – Pondok Indah mengatakan masyarakat kurang mampu harus menjadi sasaran utama pemberian asupan makanan berprotein hewani tinggi tersebut. Tindakan ini juga harus disertai edukasi berkelanjutan terkait asupan gizi anak.

Menurut Nurul, upaya pencegahan stunting dapat terbagi menjadi dua jenis, yaitu primer dan sekunder. Pencegahan primer diterapkan kepada anak yang sehat dengan memastikan asupan protein hewani tercukupi.

"Misalnya, pada anak usia enam hingga 12 bulan disarankan untuk mengonsumsi satu butir telur per hari," kata dia.

Sementara itu, pencegahan sekunder diterapkan kepada anak yang mengalami weight faltering, yaitu kondisi berat badan yang tidak naik adekuat. Pencegahan ini dilakukan dengan cara mencari penyebab kenaikan berat badan yang tidak adekuat tersebut.

Nurul mengatakan umumnya masalah berat badan terjadi akibat asupan nutrisi yang kurang atau adanya penyakit medis yang perlu diobati.

Baca juga: BKKBN: Penanganan stunting 2023 fokus pada rumah tak layak huni

"Penerapan kedua jenis pencegahan tersebut diharapkan dapat menurunkan angka kejadian stunting," demikian kata dia.

Stunting merupakan kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang.

Terkait dengan Peringatan Hari Gizi Nasional (HGN) setiap 25 Januari, Nurul berpesan agar anak-anak dipastikan mendapatkan makanan yang bervariasi dengan menu lengkap. Selain itu, penting juga mereka untuk selalu dipantau pertumbuhannya.

Baca juga: BKKBN minta mahasiswa KKN-TPK berkoordinasi turunkan stunting

Baca juga: BKKBN: Program BAAS signifikan bantu turunkan stunting

Baca juga: Wamenkes: Sesuaikan audit kasus stunting dengan tupoksi tiap pihak


 

Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023