Surabaya (ANTARA) - Ayahanda Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Urip Suwondo memberikan pesan penting kepada Eri Cahyadi sebelum tutup usia di kediamannya Jalan Ketintang Madya III/34 A, Kota Pahlawan, Jatim, Ahad.

"Mohon doanya, semoga amal dan ibadah Abah saya diterima Allah SWT," kata Wali Kota Eri saat pemakaman ayahnya di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tembok Gede, Kota Surabaya.

Karangan bunga tampak berjajar di halaman rumah orang tua Wali Kota Eri. Beberapa pejabat publik tampak hadir, satu persatu mengucapkan belasungkawa kepada keluarga besar Wali Kota Eri dan berdoa bersama.

Di rumah duka, hadir Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansah, Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak, serta jajaran pejabat di lingkup pemkot.

Baca juga: SSC: Wali Kota Eri Cahyadi menyeruak di antara kandidat Cagub Jatim

Baca juga: Wali Kota Eri menegaskan lawan gangster di Surabaya


Para tamu yang hadir di rumah duka, turut mengiringi jenazah Ayahanda Wali Kota Eri ke masjid Baitussalam hingga ke tempat peristirahatan terakhir di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Tembok Gede.

Usai memakamkan ayahnya, Wali Kota Eri tak mampu membendung air mata. Sepintas dia teringat nasihat almarhum Ayahandanya, saat sebelum mencalonkan diri sebagai wali kota. Kala itu, dia mendapatkan nasihat, jangan sampai salah dalam mengambil sebuah kebijakan setelah terpilih sebagai wali kota.

"Ketika saya maju pertama kali menjadi wali kota, Abah dan Umi saya selalu mengatakan, ambil kebijakanmu jangan hanya untuk kebaikan warga Surabaya, tapi juga untuk menerangi makam Abah dan Umi ketika meninggal. Hari ini Abah saya meninggal, minta tolong doanya kepada warga Surabaya," kata Eri, sembari menyeka air matanya.

Saat pemakaman Tembok Gede, Wali Kota Eri turut didampingi oleh keluarga serta rekan kerjanya. Bahkan Wakil Wali Kota Surabaya Armuji turut hadir dan mendampingi di pemakaman Ayahandanya.

Wali kota yang akrab disapa Cak Eri itu tak lupa menyampaikan kepada warga Surabaya, untuk menegur dirinya ketika salah dalam melangkah atau mengambil sebuah kebijakan. Cak Eri tak ingin, kebijakan yang dia terapkan itu salah, sehingga membuat Ayahnya tak tenang di alam kubur.

"Mohon doanya, koreksi dan tegur saya, agar setiap langkah dan kebijakan yang saya terapkan nanti bisa menerangi makam abah," kata dia.

Cak Eri menambahkan, ayahnya sempat mengalami sakit jantung pada 2018. Seiring bergulirnya waktu, penyakit yang dialami Urip Suwondo berangsur pulih dan sempat mengalami drop pada saat pandemi lalu. Hingga akhirnya, di usia yang ke 77 Urip Suwondo wafat dalam keadaan tenang saat di kediamannya.

"Semoga ini yang terbaik bagi Abah dan semoga beliau lebih bahagia di hadapan Gusti Allah. Ini akan menjadi pembelajaran bagi saya ke depan, dalam mengambil langkah dan kebijakan untuk menerangi makam Abah," kata dia.

Setelah proses pemakaman selesai, Cak Eri mempersilahkan warga Kota Pahlawan untuk hadir dalam acara tahlilan dan doa bersama di kediaman orang tuanya pada Ahad, pukul 19.00 WIB.*

Baca juga: Karnaval Nang Tunjungan di Surabaya jadi agenda tahunan

Baca juga: Walikota Surabaya minta semuanya refleksi diri atas tragedi Kanjuruhan

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023