Sydney (ANTARA) - Euro mencapai level tertinggi sembilan bulan terhadap dolar di perdagangan Asia pada Senin sore, karena komentar yang lebih hawkish tentang suku bunga Eropa kontras dengan perkiraan pasar untuk Federal Reserve (Fed) yang kurang agresif.

Euro mencapai sejauh 1,0903 dolar, menembus puncak baru-baru ini di 1,08875 dolar dan membuka jalan ke puncak lonjakan April tahun lalu di 1,0936 dolar.

Itu dibantu oleh anggota dewan Gubernur Bank Sentral Eropa (ECB) Klaas Knot, yang mengatakan suku bunga akan naik 50 basis poin pada Februari dan Maret dan terus naik di bulan-bulan berikutnya.

Knot dianggap sebagai hawkish di antara para pembuat kebijakan dan komentar tersebut diambil sebagai dorongan terhadap laporan baru-baru ini bahwa ECB akan kembali ke pergerakan seperempat poin mulai Maret.

Survei kilat para analis oleh Reuters juga mendukung kenaikan 50 basis poin pada Maret dan akhirnya mencapai puncak 3,25 persen.

Sebaliknya pasar berjangka telah memperkirakan hampir semua kemungkinan Fed dapat bergerak sebesar 50 basis poin bulan depan dan terus menurunkan kemungkinan puncak suku bunga menjadi 4,75 persen hingga 5,0 persen, dari saat ini 4,25 persen hingga 4,50 persen.

Baca juga: Dolar menuju penurunan sesi keempat beruntun terhadap euro

Investor juga memperkirakan penurunan suku bunga AS sekitar 50 basis poin untuk paruh kedua tahun ini, yang mencerminkan data inflasi, belanja konsumen, dan perumahan yang lebih lemah.

Survei pada manufaktur Januari yang dijadwalkan minggu ini diperkirakan akan menunjukkan lebih banyak perbaikan di Eropa, sebagian berkat penurunan biaya energi daripada di Amerika Serikat.

"AS telah kehilangan posisi kepemimpinan pertumbuhan globalnya jika survei PMI terbaru dapat dipercaya," kata Kepala Strategi Valas NAB,Ray Attrill. "Sementara itu, harga gas telah turun 60 persen sejak awal Desember, secara tajam mengurangi persyaratan negatif guncangan perdagangan yang membebani zona euro."

"Selain itu, inflasi AS terlihat turun lebih jauh dan lebih cepat dari proyeksi Fed sendiri," tambahnya. "Di bawah skenario ini, dolar memiliki ruang untuk jatuh lebih jauh tahun ini."

Attrill sekarang memperkirakan euro mencapai 1,1000 dolar pada Maret dan 1,1700 dolar pada akhir tahun.

Argumen yang sama berlaku untuk sterling, dengan pasar bertaruh bank sentral Inggris akan menaikkan setengah poin menjadi 4,0 persen pada pertemuan kebijakan minggu depan.

Pound naik di 1,2420 dolar dan dalam jarak yang sangat dekat dari puncak minggu lalu di 1,2435 dolar.

Baca juga: Dolar dibuka melemah di Asia, pasar khawatir ekonomi melambat

Dolar dengan demikian sedikit lebih lemah terhadap sekeranjang mata uang di 101,740 dan hanya sedikit dari palung delapan bulan baru-baru ini di 101,510.

Dolar setidaknya berhasil stabil terhadap yen setelah bank sentral Jepang (BoJ) menentang tekanan pasar untuk membalikkan kebijakan kontrol obligasi yang sangat longgar.

Para analis menganggap BoJ akan bertahan sampai setidaknya pertemuan kebijakan berikutnya pada Maret, meskipun diperkirakan satu rintangan akan menjadi penunjukan gubernur BoJ baru pada Februari.

Setiap petunjuk bahwa penggantinya kurang dovish dari gubernur saat ini Haruhiko Kuroda dapat membuat yen naik lagi.

Untuk saat ini, dolar bertahan di 129,59 yen, mengikuti kisaran liar minggu lalu antara 127,22 dan 131,58.

Fokus pada suku bunga akan membuat pertemuan bank sentral Kanada pada Rabu (25/1/2023) menjadi catatan, dengan pasar condong ke arah kenaikan seperempat poin lagi menjadi 4,5 persen, tetapi itu menjadi akhir dari siklus pengetatan di sana.

Mata uang Kanada sedikit lebih kuat di 1,3374 per dolar AS, setelah melambung dari 1,3497 dolar AS pada Jumat (20/1/2023) ketika data penjualan ritel domestik terbukti jauh lebih lemah dari yang diharapkan.

Baca juga: Dolar berakhir naik terhadap yen, karena kebijakan BoJ super longgar

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023