Para dokter asing dan dokter diaspora atau dokter Indonesia yang lulusan luar negeri dapat berpraktik di KEK Kesehatan Sanur ini
Denpasar (ANTARA) - Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan di kawasan Sanur, Bali, yang di dalamnya terdapat Bali International Hospital akan didukung oleh para dokter asing dan dokter diaspora dengan enam pusat layanan kesehatan unggulan kelas dunia.

"Para dokter asing dan dokter diaspora atau dokter Indonesia yang lulusan luar negeri dapat berpraktik di KEK Kesehatan Sanur ini," kata Direktur Utama PT Pertamina Bina Medika-Indonesia Healthcare Corporation (IHC) drg Mira Dyah Wahyuni MARS di Denpasar, Bali, Senin.

Mira menyampaikan hal tersebut dalam acara Talkshow "Challenges & Opportunities of Indonesia’s Medical Tourism" di Hotel Puri Santrian Sanur, Kota Denpasar.

Diskusi ini juga menghadirkan pembicara Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Ketua Yayasan Pembangunan Sanur IB Sidharta Putra dan perwakilan Bali Tourism Board (BTB).

Ia mengatakan pembangunan rumah sakit Bali International Hospital (BIH) ini ditargetkan selesai pada akhir 2023 dan beroperasi penuh pada awal tahun 2024.

Pihaknya bersama dengan Mayo Clinic yang merupakan RS terbaik di Amerika Serikat yang juga RS terbaik di dunia, tengah merancang desain bangun, tata kelola dan budaya, layanan medis dan jaminan kualitas yang terbaik untuk BIH dan KEK Kesehatan Sanur.

"Tujuannya untuk memposisikan kualitas, keamanan dan pengalaman pasien pada standar internasional tertinggi, dengan demikian diharapkan orang Indonesia tidak perlu lagi keluar negeri untuk berobat," ujarnya.

Baca juga: RS internasional di Bali sasar masyarakat yang berobat ke luar negeri

Baca juga: Infrastruktur pendukung rumah sakit internasional Bali capai 84 persen


Ia menambahkan, dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1 Tahun 2023 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Rumah Sakit di Kawasan Ekonomi Khusus, diharapkan tenaga kesehatan WNI lulusan luar negeri dapat berpraktik di KEK Kesehatan.

Tentunya tanpa melalui prosedur adaptasi di universitas pendidikan terlebih dahulu dengan misi untuk mentransfer pengetahuan dan teknologi secara progresif serta masuknya obat- obatan berkualitas tinggi sesuai izin edar dapat digunakan.

Sebelumnya, kata dia, tidak sedikit para dokter diaspora ingin kembali ke Indonesia namun terhalang dengan sejumlah regulasi dan berbagai persyaratan yang rumit untuk berpraktik di Tanah Air.

"Dokter asing juga terbuka karena kesehatan merupakan hal yang sudah global dan kita tidak lagi bisa membuat 'pagar-pagar'. Dokter Indonesia pun banyak yang buka praktik di Singapura dan sebagainya," katanya.

Saat ini, lanjut Mira, proses rekrutmen untuk para dokter spesialis sudah dibuka dan tercatat sudah ada lamaran dari 100 orang dokter spesialis yang masuk.

Terkait dengan jumlah dokter spesialis dan tenaga medis lainnya yang dibutuhkan, ia mengatakan mencari sebanyak-banyaknya karena nantinya akan diseleksi yang terbaik.

"Kami tidak membatasi, siapa saja yang memang sesuai dengan kompetensi pasti kami serap. Apakah dari Bali, dari Sanur, dari Klungkung dan dari manapun pasti kami terima," ucapnya.

Tetapi semuanya harus melalui proses rekrutmen yakni ada tes psikologi, bahasa Inggris dan kompetensi teknis sesuai dengan bidangnya seperti keperawatan, kedokteran, farmasi, radiologi dan sebagainya.

"Bali International Hospital atau Rumah Sakit Internasional Bali berkomitmen untuk menempatkan dan menumbuhkan reputasi Bali sebagai destinasi medical tourism terkemuka di Indonesia sehingga orang Indonesia tidak lagi bepergian ke luar negeri untuk berobat," ucapnya.

Menurut Mira, diperkirakan Indonesia kehilangan hingga Rp97,6 triliun setahun karena hampir 2 juta orang Indonesia bepergian keluar negeri untuk tujuan pemeriksaan kesehatan serta pengobatan berkelanjutan lainnya.

Bali International Hospital (BIH) akan dilengkapi 250 tempat tidur rawat inap, dengan enam pusat unggulan kelas dunia, terutama di sektor Cardiology, Oncology, Neurology, untuk manajemen penyakit kritis. Selain itu, Gastro-Hepato (Gastroenterology), Orthopaedic serta pemeriksaan kesehatan menyeluruh.

Sementara itu Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati mengatakan KEK Kesehatan ini memang sangat diharapkan oleh masyarakat Bali.

"Gagasan dan ide pembangunan RS internasional ini sudah terwujud sehingga tidak perlu lagi diperdebatkan," ujar wagub yang biasa disapa Cok Ace itu.

Menurut dia, yang justru perlu disiapkan bersama yakni alasan-alasan penguat agar orang mau memilih untuk mendapatkan layanan kesehatan di KEK Kesehatan ini dan tidak perlu lagi ke luar negeri. Misalnya tak hanya dari sisi kecanggihan medis namun juga sisi penguatan filosofis, budaya dan sebagainya.

"Kami pemerintah daerah tentu sangat mendukung dan optimistis. Terlebih dengan posisi Bali yang strategis. Di sini tidak saja menawarkan medical tourism, namun juga bisa menjadi tempat healing sehingga setiap orang yang datang merasa damai," ucapnya.

Baca juga: Program wisata medis pikat rumah sakit spesialis ortopedi ke Bali

Baca juga: 14 rumah sakit dan tiga klinik di Bali layani wisata medis

Baca juga: Erick Thohir: BUMN dan Mayo Clinic akan bermitra buka RS di Bali

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023