Lombok Utara (ANTARA) - Sebanyak 1.763 nelayan terdampak cuaca ekstrem di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, mendapat bantuan beras dari pemerintah daerah setempat.

"Mari kita syukuri apa yang telah diberikan, pemerintah daerah terus berusaha untuk membantu masyarakat," kata Bupati Lombok Utara H Djohan Sjamsu saat penyerahan bantuan secara simbolis kepada nelayan di Desa Segara Katon, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, Senin.

Ia menyebutkan Desa Segara Katon menjadi lokasi penyerahan bantuan yang keempat, setelah pada hari sebelumnya dilakukan penyerahan bantuan yang sama di Desa Jenggala, Tanjung, dan Sigar Penjalin.

Baca juga: Terdampak cuaca ekstrem, Gubernur NTB beri bantuan pangan nelayan

Djohan menegaskan bahwa bantuan beras yang diberikan sebagai bentuk kepedulian pemerintah pada masyarakat khususnya nelayan yang tidak bisa melaut karena cuaca buruk.

"Harapan saya bantuan ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat sedikit meringankan beban para nelayan yang merasakan dampak cuaca buruk," ujarnya.

Jika melihat dari jumlah beras yang hanya 10 kilogram per keluarga, kata dia, tentu tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga selama berminggu-minggu, tetapi bantuan itu merupakan bentuk perhatian pemerintah daerah kepada masyarakat.

Baca juga: Pemkab Lombok Barat bantu nelayan di kawasan wisata Senggigi

"Cuaca buruk sering terjadi setiap tahun sehingga perlu untuk antisipasi agar dampaknya dapat dikurangi," ucap Djohan.

Sementara itu, Camat Gangga H Husnul menyebutkan jumlah nelayan di Desa Segara Katon yang menerima bantuan beras sebanyak 75 kepala keluarga, sedangkan desa penerima bantuan beras di Kecamatan Gangga sebanyak empat desa yang terdampak.

Mengacu pada kondisi seperti saat ini, Husnul mendorong semua desa di wilayahnya mempersiapkan cadangan pangan di tingkat bawah, sehingga penanganan dampak bencana alam bisa lebih cepat.

Baca juga: 100 nelayan di NTB ikuti sekolah lapang cuaca

"Keberadaan cadangan pangan di desa bisa dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan badan usaha milik desa itu sendiri," ujarnya.

Pewarta: Awaludin
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023