London (ANTARA) - Saham-saham di bursa Inggris berakhir lebih rendah pada perdagangan Selasa waktu setempat (24/1/2023), menghentikan reli selama dua hari berturut-turut, dengan indeks acuan FTSE 100 di Bursa Efek London tergerus 0,35 persen atau 27,31 poin menjadi menetap di 7.757,36 poin.

Indeks FTSE 100 menguat 0,18 persen atau 14,08 poin menjadi 7.784,67 poin pada Senin (23/1/2023), setelah terangkat 0,30 persen atau 23,30 poin menjadi 7.770,59 poin pada Jumat (20/1/2023), dan jatuh 1,07 persen atau 83,41 poin menjadi 7.747,29 poin pada Kamis (19/1/2023).

Evraz PLC, perusahaan manufaktur dan pertambangan baja multinasional Inggris yang sebagian dimiliki oleh oligarki Rusia membukukan kerugian paling besar (top loser) di antara saham-saham unggulan atau blue chips, dengan harga sahamnya terjungkal 12,59 persen.

Baca juga: Indeks FTSE 100 Inggris dibuka melemah jelang data aktivitas bisnis

Diikuti oleh saham perusahaan industri farmasi dan bioteknologi multinasional Inggris-Swedia AstraZeneca PLC yang merosot 2,97 persen; serta perusahaan industri farmasi multinasional Inggris yang memproduksi obat generik tanpa merek dan berlisensi Hikma Pharmaceuticals PLC kehilangan 2,80 persen.

Sementara itu, Rolls-Royce Holdings PLC, sebuah perusahaan kedirgantaraan dan pertahanan multinasional Inggris terangkat 2,96 persen, menjadi pencetak keuntungan tertinggi (top gainer) dari saham-saham unggulan.

Disusul oleh saham perusahaan investasi global yang mencari bisnis yang kuat dengan pengembalian di atas rata-rata. Scottish Mortgage Investment Trust PLC meningkat 2,49 persen; serta perusahaan induk maskapai penerbangan multinasional Inggris-Spanyol International Consolidated Airlines Group SA menguat 2,43 persen.

Baca juga: Saham Inggris berakhir positif, indeks FTSE 100 menguat 0,18 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023