OPEC+ saat ini agak nyaman karena masa sulit dampak COVID telah berlalu dan situasi geopolitik serta pemulihan China mendorong volatilitas
London (ANTARA) - Panel OPEC+ kemungkinan akan mendukung kebijakan produksi minyak kelompok produsen saat ini ketika bertemu minggu depan, lima sumber OPEC+ mengatakan pada Selasa (24/1/2023), karena harapan permintaan China yang lebih tinggi mendorong reli harga minyak diimbangi oleh kekhawatiran atas inflasi dan perlambatan ekonomi global.

Para menteri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya yang dipimpin oleh Rusia, yang dikenal secara kolektif sebagai OPEC+, akan bertemu secara virtual pada 1 Februari. Panel yang disebut Komite Pemantauan Gabungan Menteri (JMMC), dapat menyerukan pertemuan penuh OPEC+ jika diperlukan.

Pertemuan tersebut dilakukan karena harga minyak telah naik pada tahun 2023 menuju 90 dolar AS per barel di tengah harapan permintaan China akan pulih sementara Uni Eropa dan Kelompok Tujuh (G7) akan memperluas batasan harga minyak mentah Rusia menjadi produk olahan mulai 5 Februari. .

Lima sumber OPEC+ mengatakan kepada Reuters bahwa JMMC akan membahas prospek ekonomi dan skala permintaan China, dan tidak mungkin menyarankan perubahan pada kebijakan saat ini. Seseorang mengatakan rebound minyak pada tahun 2023 membuat perubahan tidak mungkin terjadi.

Baca juga: Harga minyak beragam di Asia, di tengah harapan permintaan China pulih

"Kami pasti akan membahas ekonomi dan inflasi China," kata salah satu dari mereka. "Tidak ada harapan untuk pertemuan ini. Ini bukan pertemuan OPEC+, tetapi hanya JMMC tanpa keputusan atau rekomendasi."

Menteri Energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei mengatakan pada 16 Januari bahwa pasar seimbang, menggemakan pernyataan sebelumnya dari rekan Rusia Alexander Novak. Kedua menteri duduk di JMMC, yang diketuai bersama oleh Novak dan Menteri Energi Saudi Pangeran Abdulaziz bin Salman.

"OPEC+ saat ini agak nyaman karena masa sulit dampak COVID telah berlalu dan situasi geopolitik serta pemulihan China mendorong volatilitas," kata sumber OPEC+ lainnya.

OPEC+ membuat marah Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya pada Oktober lalu ketika memutuskan untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari (bph) dari November hingga 2023, alih-alih memompa lebih banyak untuk menurunkan harga bahan bakar dan membantu ekonomi global seperti yang disarankan AS.

Pada pertemuan terakhir mereka pada Desember, grup tersebut membiarkan kebijakan tidak berubah dan pertemuan penuh berikutnya tidak dijadwalkan hingga Juni.

Baca juga: Harga minyak naik di Asia, OPEC+ setuju pangkas produksi 2 juta barel

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023