Tampaknya pasar semakin tergoda oleh hasil Goldilocks (inflasi tidak terlalu panas tapi juga tidak terlalu dingin) dari risiko pengetatan yang dijinakkan
Singapura (ANTARA) - Ekuitas Asia memperpanjang laju kenaikannya ke level tertinggi dalam tujuh bulan pada awal perdagangan Rabu pagi, dengan saham Korea Selatan memimpin, dan dolar Australia mencapai tertinggi multi-bulan karena lonjakan inflasi membuat suku bunga yang lebih tinggi lebih mungkin terjadi.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang menguat 0,4 persen ke level tertinggi tujuh bulan, dengan saham Korea Selatan terangkat 1,3 persen ketika perdagangan dilanjutkan setelah liburan Tahun Baru Imlek.

Indeks MSCI telah melonjak 9,0 persen sepanjang tahun ini setelah merosot hampir 20 persen pada 2022. Volume perdagangan tertekan karena pasar China dan Taiwan ditutup untuk liburan. Indeks Nikkei naik 0,1 persen dan Singapura melonjak 1,7 persen.

Secara global saham telah membukukan kenaikan yang kuat tahun ini setelah 2022 yang terik, berdasarkan ekspektasi bahwa inflasi mendekati puncaknya dan kenaikan suku bunga AS akan berkurang. Pembongkaran kontrol COVID di China dan pembukaan kembali perbatasannya semakin meningkatkan sentimen investor.

Baca juga: IHSG cenderung menguat, ditopang penguatan rupiah terhadap dolar AS

"Tampaknya pasar semakin tergoda oleh hasil Goldilocks (inflasi tidak terlalu panas tapi juga tidak terlalu dingin) dari risiko pengetatan yang dijinakkan, namun risiko resesi mereda," kata analis Mizuho dalam sebuah catatan.

Indeks saham AS ditutup beragam pada Selasa (24/1/2023) setelah perusahaan-perusahaan memperingatkan tahun yang sulit di depan bersama dengan beberapa keuntungan, sementara data menunjukkan aktivitas bisnis AS mengalami kontraksi selama tujuh bulan berturut-turut yang meresahkan pada Januari.

Microsoft Corp naik dalam perdagangan setelah jam kerja karena hasil yang lebih baik dari perkiraan menunjukkan beberapa kekuatan dalam menghadapi ekonomi yang lemah.

Indeks MSCI dunia semua negara mencapai penutupan tertinggi lima bulan baru pada Selasa (24/1/2023).

Baca juga: Wall Street ditutup beragam, Indeks S&P turun pascalaporan laba emiten

Data ekonomi yang lebih kuat dari perkiraan di Eropa telah meredakan kekhawatiran pasar akan resesi tajam di zona euro karena harga energi turun, meskipun suku bunga masih diperkirakan merangkak naik.

Euro bertahan di dekat puncak sembilan bulan terhadap dolar, karena perdagangan didorong oleh prospek pertumbuhan yang lebih cerah untuk zona euro terhadap tanda-tanda resesi yang menjulang di Amerika Serikat.

Pasar ekuitas Australia tergelincir 0,2 persen pada Rabu pagi setelah lonjakan inflasi yang mengejutkan ke level tertinggi 33 tahun pada kuartal terakhir menambah kasus bank sentral Australia (RBA) untuk terus menaikkan suku bunga.

Baca juga: Dolar Australia melonjak, kiwi merosot setelah rilis data inflasi

Investor dengan tajam mempersempit peluang RBA menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin menjadi 3,35 persen ketika bertemu pada 7 Februari. Para analis memperkirakan ada kemungkinan RBA bahkan akan menghentikan kampanye pengetatannya, tetapi laju inflasi membuatnya tak mungkin.

Namun Kiwi turun hampir 0,4 persen menjadi 0,648 dolar AS setelah inflasi tahunan Selandia Baru sebesar 7,2 persen pada kuartal keempat datang di bawah perkiraan bank sentral sebesar 7,5 persen.

Harga minyak mentah AS stabil di 80 dolar AS per barel setelah jatuh di sesi sebelumnya karena data awal menunjukkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan minyak AS.

Harga emas bertahan stabil di 1.938 dolar AS per ounce, melayang di dekat puncak sembilan bulan yang disentuh di sesi sebelumnya.

Baca juga: Harga minyak Asia "rebound", ditopang optimisme permintaan China

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023