Moskow (ANTARA) - Rubel Rusia menguat terhadap dolar pada awal perdagangan Rabu, pulih setelah tergelincir ke level terendah satu minggu, terus bergerak dalam kisaran yang relatif sempit karena eksportir bersiap untuk membayar pajak akhir bulan yang mendukung mata uang lokal.

Pada pukul 07.31 GMT, rubel menguat 0,2 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan di 68,87, pulih dari 69,32 yang dicapai pada pembukaan pasar, titik terlemah sejak 18 Januari.

Minggu ini, rubel cenderung naik hampir sepanjang hari sebelum meluncur lebih rendah di akhir sesi selama perdagangan overnight yang tipis.

Analis Veles Capital mengatakan rubel melanjutkan pergerakan sideways beberapa hari terakhir pada Rabu.

Unit Rusia juga naik 0,2 persen menjadi diperdagangkan pada 75,06 versus euro, dan tidak berubah terhadap yuan pada 10,14.

Mata uang Rusia biasanya mendapat dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan, ketika eksportir mengubah pendapatan devisa untuk membayar kewajiban lokal.

Penyesuaian penjadwalan berarti bahwa mulai tahun ini, pajak harus dibayar dalam satu pembayaran, yang bulan ini jatuh pada 30 Januari.

Rubel juga ditopang oleh penjualan valas yang besar oleh pemerintah, yang melepas hingga 3,2 miliar rubel (46,51 juta dolar AS) per hari dari yuan China, sebuah langkah yang menurut para analis dapat menyebabkan lingkaran setan yang membuat rubel menguat dan semakin mengurangi pendapatan ekspor penting Kremlin.

Rubel telah berada di bawah tekanan eksternal sejak pembatasan harga Barat pada penjualan minyak Rusia mulai berlaku pada awal Desember bersamaan dengan embargo ekspor minyak Rusia oleh Uni Eropa, memaksa Moskow untuk menjual dengan harga diskon.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,3 persen menjadi 86,4 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia beragam. Indeks RTS berdenominasi dolar naik 0,3 persen menjadi diperdagangkan di 993,6 poin. Indeks MOEX Rusia berbasis rubel diperdagangkan datar di 2.172,1 poin.

Kementerian keuangan akan mengadakan dua lelang obligasi negara OFZ pada Rabu, termasuk penerbitan baru 2029.

Baca juga: Rupiah ditutup melemah, tertekan membaiknya ekonomi Eropa
Baca juga: Dolar Australia melonjak, kiwi merosot setelah rilis data inflasi
Baca juga: Harga minyak naik didorong harapan pemulihan China dan produksi OPEC+

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023