Moskow (ANTARA) - Rubel mencapai level terendah lebih dari satu minggu terhadap dolar pada awal perdagangan Kamis, sebelum memangkas beberapa kerugian karena pasar menunggu pembayaran pajak akhir bulan minggu depan yang kemungkinan akan menguntungkan mata uang Rusia.

Pada pukul 07.07 GMT, rubel melemah 0,1 persen terhadap dolar menjadi diperdagangkan pada 69,40, sebelumnya jatuh ke 69,73, titik terlemah sejak 18 Januari.

Mata uang Rusia juga telah kehilangan 0,3 persen untuk diperdagangkan pada 75,68 terhadap euro, dan telah turun 0,6 persen terhadap yuan menjadi diperdagangkan pada 10,28.

Rubel telah ditopang bulan ini oleh penjualan valas besar-besaran oleh pemerintah, yang melepas hingga 3,2 miliar rubel (46,11 juta dolar AS) per hari dari yuan China, sebuah langkah yang menurut para analis dapat menyebabkan lingkaran setan yang melihat rubel menguat dan lebih jauh dan mengurangi pendapatan ekspor penting Kremlin.

"Intervensi mata uang asing telah menghabiskan pengaruhnya pada nilai tukar rubel dan kuotasi telah memasuki tren kenaikan yang lemah," kata pialang Finam dalam sebuah catatan.

Rubel mungkin menguji angka 70 terhadap dolar minggu ini, tambah mereka.

Mata uang Rusia dapat memperoleh dukungan dari pembayaran pajak akhir bulan, jatuh tempo pada 30 Januari, ketika eksportir biasanya mengubah pendapatan devisa untuk membayar kewajiban lokal.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 0,2 persen menjadi 86,3 dolar AS per barel.

Indeks saham Rusia dibuka lebih tinggi, dengan indeks RTS berdenominasi dolar menguat 0,2 persen menjadi 988,7 poin serta indeks MOEX Rusia berbasis rubel bertambah 0,4 persen menjadi diperdagangkan di 2.178,2 poin.

Baca juga: Dolar goyah dekat terendah 8-bulan jelang pertemuan bank-bank sentral
Baca juga: BI: Rupiah menguat ditopang prospek ekonomi RI yang kian membaik
Baca juga: Wall Street ditutup beragam & S&P 500 jatuh, pasar khawatir resesi

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023