Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Ilmu Gizi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Hardinsyah mengatakan bahwa konsumsi ikan dengan jumlah yang cukup pada ibu hamil dapat berpengaruh pada pencegahan kondisi stunting.

Dia menjelaskan bahwa kondisi stunting merupakan kombinasi antara gangguan pertumbuhan tulang dan gangguan perkembangan otak pada janin. Untuk mencegah anak lahir stunting, Hardinsyah menganjurkan agar ibu hamil mengonsumsi ikan setidaknya 150 gram sehari dalam empat kali seminggu.

"Itu sudah puluhan penelitian yang ditunjukkan, memberikan ikan 150 gram satu hari kepada ibu hamil minimal empat kali satu minggu," kata Hardinsyah yang juga merupakan Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia saat konferensi pers di Jakarta, Kamis.

Ikan, salah satu contohnya ikan sarden, merupakan sumber pangan yang kaya gizi. Hardinsyah mengatakan bahwa ikan sarden mengandung protein yang lengkap serta mineral dan kalsium yang membantu pembentukan tulang pada janin.

Baca juga: Makan ikan bantu cegah kehilangan pendengaran

Dengan mengonsumsi protein, maka asam amino yang dibutuhkan tubuh pun ikut terpenuhi. Asam amino ini bermanfaat untuk menghasilkan kolagen yang dapat membantu proses pembentukan tulang rawan pada janin.

"Pembentukan tulang rawan yang tadinya (bentuknya) seperti pasta gigi menjadi tulang keras. Anak dari lahir kemudian setelah satu tahun bisa berdiri, berjalan, menendang, dan sebagainya itu rahasianya kolagen bersama dengan berbagai mineral," terang Hardinsyah.

Tulang ikan sarden bisa dimakan dan di dalamnya juga mengandung berbagai mineral yang bekerja bersama dengan zat gizi lain untuk mencegah stunting, kata Hardinsyah.

Mineral yang tersimpan di dalam ikan sarden di antaranya termasuk kalsium yang tidak hanya dapat mencegah stunting pada janin, tetapi juga bermanfaat terhadap kondisi jantung bagi ibu hamil yang mengonsumsinya.

Selain bermanfaat terhadap pembentukan tulang, yang tak kalah penting, ikan sarden juga berdampak positif pada pertumbuhan dan perkembangan saraf otak pada janin.

Beberapa kebaikan atau keunggulan zat gizi dari ikan sarden juga bermanfaat terhadap kondisi kesehatan manusia secara lebih luas, seperti Omega 3 dan Omega 6, asam lemak DHA, serta vitamin D, B3, dan B12.

"Omega 3 itu lemak baik yang turut membuat darah kita menjadi lebih encer. Kalau darah kita lebih kental itu berbahaya, apalagi dengan kolesterol dan penyumbatan (di jantung), dan itu memperpendek usia," kata Hardinsyah.

"B12 itu juga bisa mencegah jantung koroner plus penting untuk cegah anemia. Jadi cegah anemia itu tidak hanya karena zat besi tapi ada B12," imbuh dia.

Untuk menjaga keutuhan zat gizi yang baik, Hardinsyah mengingatkan pentingnya untuk menerapkan cara pengolahan yang tepat. Jika ikan diolah dengan cara digoreng, sebaiknya hindari suhu minyak di atas 140 derajat serta hindari penggunaan minyak jelantah.

"Tipsnya jangan sampai ketika kita menggoreng atau memanaskan minyak goreng dimasak sampai berasap, itu berarti suhunya sudah di atas 140-180 derajat," kata dia.

Kesadaran pentingnya mengonsumsi ikan masih rendah di kalangan masyarakat Indonesia. Padahal harga sumber pangan ini dapat dikatakan lebih ekonomis dibanding protein hewani lainnya. Hal ini, menurut Hardinsyah, dapat terjadi salah satunya karena pengetahuan tentang manfaat ikan yang masih kurang di masyarakat. Selain itu, faktor rasa juga berpengaruh.

"Negara kita ini luar biasa dari barat sampai ke timur. Kita itu kan dulu dibilang sebagai anak pelaut, ya, dengan negara maritim. Jadi kebiasaan makan ikan, kebiasaan nenek moyang kita itu harus diturunkan terus-menerus," kata Hardinsyah.

Baca juga: Mengenal manfaat ekstrak ikan gabus untuk sembuhkan luka kulit

Baca juga: Ikan patin, sumber lemak baik dengan harga lebih terjangkau

Baca juga: Kenali 10 manfaat minyak hati ikan cod

Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023