Jakarta (ANTARA) - Pendiri Lembaga Survei Kedai Kopi Hendri Satrio menyebutkan Megawati Soekarnoputri menentukan calon presiden yang akan diusung PDIP berdasarkan penilaian ideologi yang dimiliki para kandidat.

"Berdasarkan catatan-catatan demi catatan, biasanya Megawati menentukan berdasarkan ideologi, bagaimana sih calon memiliki ideologi yang mirip dengan perjuangannya PDI Perjuangan," kata Hendri Satrio dalam diskusi "Kemana Mega Berlabuh" di Jakarta, Kamis.
 
Bung Karno, kata Hendri, telah menyampaikan bahwa perjuangan di partai politik tujuan utamanya untuk membuat rakyat lebih sejahtera. Dan, hal itu pula lah yang menjadi ideologi PDIP, dengan terus memperjuangkan kesejahteraan rakyat, menjadi partai berlabel partai "wong cilik".
 
"Partai politik bukan semata-mata untuk kursi menteri bukan tentang untuk kekuasaan, bukan juga untuk kursi-kursi legislatif, perjuangan di partai politik ini untuk membuat rakyat menjadi lebih sejahtera," kata dia.
 
Hendri pun meyakini, Megawati Soekarnoputri menentukan pilihan untuk calon presiden yang akan diusung PDIP pada Pemilu 2024 juga melihat apakah sosok kandidat memiliki ideologi tersebut atau tidak.
 
Jadi, menurut dia PDIP tidak berpegangan pada elektabilitas sosok kandidat semata. Buktinya, menurut Hendri untuk pencalonan Ganjar Pranowo sebagai Gubernur Jawa Tengah periode pertama saja, PDIP berani tidak berkoalisi dan saat itu mengusung Ganjar hanya memiliki elektabilitas sebesar 7 persen.
 
"Waktu Ganjar maju di Jawa Tengah elektabilitasnya itu hanya 7 persen, lawan Bibit Waluyo. Keputusan penting Bu Mega waktu itu adalah tidak mengajukan calon presiden berdasarkan hasil survei tapi berdasarkan penilaian ideologis," ujarnya.
 
Namun, menurut Hendri jika berbicara kandidat calon presiden untuk Pemilu 2024 dari PDI Perjuangan, maka dua nama yakni Puan Maharani dan/atau Ganjar Pranowo yang kemungkinan akan dipilih untuk diusung.

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023