Implementasi konsistensi, inovasi, dan sinergi atau KIS oleh Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan para pemangku strategis lainnya selama 2022 terbukti efektif
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pentingnya strategi berupa konsistensi, inovasi, dan sinergi dalam menyusun berbagai kebijakan untuk menghadapi tantangan perekonomian global.

"Kami secara konsisten menerapkan buku pedoman, tetapi kami inovatif dalam pembuatan kebijakan, dan lebih dari itu kami memiliki the power of we, sinergi, kolaborasi," kata Perry dalam BI Annual Investment Forum 2023, yang dipantau secara dalam jaringan di Jakarta, Kamis.

Beberapa hal yang menjadi potensi ketidakpastian global antara lain perlambatan ekonomi global, masih tingginya laju inflasi, suku bunga kebijakan yang tinggi untuk waktu yang lama, nilai tukar dolar AS yang tetap kuat, serta fenomena cash is the king.

Perry menuturkan implementasi konsistensi, inovasi, dan sinergi atau KIS oleh Bank Indonesia bersama dengan pemerintah dan para pemangku strategis lainnya selama 2022 terbukti efektif dalam menjaga resiliensi perekonomian dan stabilitas keuangan Indonesia.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2023 diperkirakan mencapai 4,5-5,3 persen. Laju inflasi diproyeksikan terjaga di kisaran tiga persen plus minus satu persen pada 2023.

Seiring konsistensi penguatan fundamental ekonomi tersebut, nilai tukar rupiah diyakini juga akan terus mengalami apresiasi.

Menurut Perry, kinerja ekonomi Indonesia yang baik saat ini akan terus berlanjut di tengah masih terdapatnya potensi ketidakpastian di perekonomian global.

Untuk itu, BI akan terus melakukan berbagai inovasi yang terangkum dalam lima kebijakan utama, yaitu kebijakan moneter yang mendukung stabilitas (pro-stability) dan kebijakan makroprudensial, kebijakan sistem pembayaran, kebijakan pendalaman pasar keuangan, serta kebijakan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan perekonomian syariah yang mendukung pertumbuhan.

Berbagai kebijakan tersebut didukung oleh sinergi melalui koordinasi erat dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lain.

Selain itu, penguatan pengelolaan cadangan devisa yang telah diimplementasikan sejak 2022 akan terus dilakukan, antara lain melalui strategi alokasi aset yang mempertimbangkan profil kewajiban eksternal, dan mitigasi risiko penurunan sehingga kecukupan cadangan devisa dapat terus terjaga.

Baca juga: BI: Cadangan devisa sebagai asuransi diri terhadap turbulensi global
Baca juga: BI: Rupiah menguat ditopang prospek ekonomi RI yang kian membaik
Baca juga: BI: Tingkatkan konsumsi swasta dongkrak pertumbuhan ekonomi

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023