belokan angin juga terbentuk di sekitar wilayah Indonesia
Jakarta (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi hujan yang diprakirakan terjadi selama sepekan ke depan di berbagai wilayah Indonesia.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan fenomena Osilasi Madden–Julian atau MJO diprediksi mulai aktif kembali di wilayah barat Indonesia.

"Selain itu, Monsun Asia saat ini masih cukup aktif dengan identifikasi terdapat aliran lintas ekuator. Kemudian, perlambatan angin dan belokan angin juga terbentuk di sekitar wilayah Indonesia," kata Guswanto di Jakarta, Sabtu.

Berdasarkan pengamatan BMKG, bibit siklon tropis 94S teramati berada di Samudera Hindia sebelah barat daya Lampung dengan kecepatan angin maksimum 37 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 1005,0 milibar.

Baca juga: Bibit siklon 97W di Laut Filipina bisa pengaruhi cuaca Indonesia
Baca juga: Dua aktivitas siklon tropis picu hujan lebat hingga gelombang tinggi

Sedangkan bibit siklon tropis 90B terlihat berada di Samudera Hindia sebelah barat Aceh dengan kecepatan angin maksimum 37 kilometer per jam dan tekanan udara minimum 1006,0 milibar.

Guswanto menuturkan potensi kedua bibit siklon tropis tersebut untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah.

"Kondisi tersebut dapat berkontribusi meningkatkan pertumbuhan awan hujan dan potensi cuaca signifikan dalam sepekan ke depan," ujarnya.

Berdasarkan prakiraan berbasis dampak, lanjut Guswanto, wilayah dengan potensi siaga hujan lebat untuk periode 28-30 Januari 2023 berada di sebagian wilayah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Kepulauan Riau, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi Utara.

Sedangkan, potensi hujan sedang hingga lebat berpotensi terjadi hampir di seluruh daerah dalam rentang waktu 28 Januari sampai 2 Februari 2023.

Pada 28 Januari sampai 1 Februari 2023, potensi gelombang tinggi diprakirakan terjadi di wilayah perairan Indonesia dengan ketinggian antara 2,5 meter sampai lebih dari 6 meter. Gelombang laut ekstrem dengan ketinggian di atas 6 meter tersebut berpotensi terjadi di Laut Natuna Utara.

Baca juga: Nelayan Natuna tidak melaut karena cuaca ekstrem
Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini cuaca di NTB

BMKG mengharapkan berbagai pihak melakukan persiapan untuk menghadapi potensi cuaca selama sepekan ke depan, antara lain memastikan kapasitas infrastruktur dan sistem tata kelola sumber daya air siap untuk mengantisipasi peningkatan curah hujan, melakukan penataan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan dan tidak melakukan pemotongan lereng atau penebangan pohon yang tidak terkontrol.

Selain itu perlu melakukan program penghijauan secara lebih masif, dan melakukan pemangkasan dahan dan ranting pohon yang rapuh serta menguatkan tegakan atau tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang.

BMKG juga mengharapkan untuk menggencarkan sosialisasi, edukasi, dan literasi secara lebih masif untuk meningkatkan pemahaman dan kepedulian pemerintah daerah, masyarakat serta pihak terkait dalam pencegahan atau pengurangan risiko bencana hidrometeorologi.

Baca juga: BMKG prakirakan cuaca berawan terjadi di sebagian kota besar Indonesia

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023