Sidoarjo (ANTARA) -
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyerahkan Surat Keputusan Gubernur Jatim tentang Kelompok Kerja Pengelolaan Ekosistem Mangrove Daerah Provinsi Jawa Timur yang terdiri dari unsur Kementerian LHK, OPD terkait Pemerintah Provinsi Jawa Timur, TNI-AL, BPN, Akademisi, pegiat dan pemerhati mangrove serta tokoh masyarakat.
 
SK Kelompok Kerja Mangrove Daerah (KKMD) Jatim ini di antaranya diserahkan kepada OPD Provinsi Jatim (Kepala Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi Jatim), UPT Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Lantamal V Surabaya, Akademisi (Universitas Airlangga Surabaya), Masyarakat Pegiat Mangrove.

Baca juga: Pemprov Jatim gelar festival mangrove di Pasuruan
 
Kelompok kerja ini menjadi bagian dari kolaborasi kelembagaan lintas sektor dalam pengelolaan ekosistem mangrove di Jawa Timur. Kelompok kerja ini nantinya akan merumuskan roadmap pelestarian dan pengelolaan mangrove di Jatim.
 
Dirinya juga menyaksikan penyerahan asuransi angkutan air bagi pengunjung Pulau Lusi yang diluncurkan Bupati Sidoarjo, asuransi ini menjadi bentuk perlindungan bagi masyarakat yang berwisata ke Pulau Lusi Sidoarjo.
 
“Artinya berwisata di Pulau Lusi sudah dengan perlindungan artinya ada penguatan perlindungan dan mudah-mudahan ini akan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitar Pulau Lusi,” katanya Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam Festival Mangrove Jawa Timur Ke-III di Wisata Bahari Tlocor dan Pulau Lusi, Desa Kedungpandan, Kecamatan Jabon, Kabupaten Sidoarjo, Minggu.

Baca juga: Gubernur Khofifah ajak cintai lingkungan melalui tindakan sederhana
 
Pada kesempatan yang sama, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marvest Nani Hendiarti mengatakan Provinsi Jatim merupakan provinsi unggul karena meraih banyak penghargaan di tingkat nasional termasuk di bidang lingkungan hidup. Untuk itu pelaksanaan Festival Mangrove ini menjadi aksi nyata dan aksi konkret dalam upaya mencegah perubahan iklim global dan bisa dijadikan contoh daerah lain.
 
“Potensi mangrove di Jatim ini saya liat terus dikembangkan. Tadi bahkan tidak hanya menanam mangrove tapi kita juga menanam pohon keras lainnya, kemudian melepas burung dan ikan. Dan upaya ini menjadi aksi nyata untuk ikut serta menjaga alam, menjaga lingkungan, dan menyelamatkan bumi dari perubahan iklim global,” katanya.

Baca juga: Gubernur Jatim ajak masyarakat hidupkan kembali tradisi menanam
 
Sebelumnya, Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali mengatakan bahwa Kabupaten Sidoarjo adalah kabupaten penyangga atau daerah delta.
 
Sidoarjo punya garis pantai sepanjang 33 kilometer dan sebanyak 29,9 persen adalah berbentuk tambak. Pertambakan ini sangat bergantung ekosistem lingkungannya. Apalagi Sidoarjo bagian timur merupakan daerah industri.
 
“Jadi seperti udang windu hanya di beberapa tempat bisa hidup karena ketidakseimbangan lingkungan, ketidakseimbangan antara industri yang masif dengan pelestarian lingkungan. Semoga dengan adanya pelaksanaan festival mangrove ini memberi semangat kita untuk terus menjaga lingkungan sekitar,” katanya.

Baca juga: Khofifah ajak semua pihak berkontribusi kurangi emisi karbon di Jatim
Baca juga: Pelindo rehabilitasi lahan mangrove di Probolinggo Jatim

Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Tunggul Susilo
Copyright © ANTARA 2023