Jakarta (ANTARA) - Novak Djokovic mengaku "terluka" karena sang ayah tidak hadir di tepi lapangan untuk melihatnya memenangi Australian Open, Minggu, menyusul kontroversi mengenai bendera Rusia.

Srdjan Djokovic absen dari tempat pendukung petenis Serbia itu untuk finalnya melawan Stefanos Tsitsipas di Rod Laver Arena, di mana Djokovic memenangi gelar Grand Slam ke-22 yang menyamai rekor.

Kursi di sebelah ibu Djokovic, yang biasa ditempati Srdjan, kosong.

"Kami berdua sepakat bahwa mungkin lebih baik dia tidak ada di sana," kata Djokovic setelah memenangi gelar Australian Open ke-10, seperti disiarkan AFP.

"Itu sangat menyakitkan dia dan saya, karena ini adalah momen spesial dan unik yang tidak ada yang tahu akan terulang lagi."

"Itu tidak mudah baginya. Saya melihatnya setelah pertandingan dan dia tidak dalam kondisi terbaiknya. Dia senang memeluk saya, tapi saya bisa melihat dia agak sedih."

"Pada akhirnya kami memiliki akhir yang bahagia," ujar Djokovic yang berusia 35 tahun.

Baca juga: Penyelenggara Australian Open peringatkan keluarga Djokovic
Baca juga: Ayah Djokovic tidak akan hadiri semifinal Australian Open


Srdjan juga memutuskan untuk melewatkan semifinal setelah dia mendapat peringatan karena melanggar aturan, yang diminta oleh Ukraina, untuk tidak mengibarkan bendera Rusia dalam Grand Slam di Melbourne Park tersebut.

Sebuah video yang diunggah di akun YouTube pro-Rusia, Kamis, menunjukkan Srdjan berpose dengan seorang pria memegang bendera Rusia dengan wajah Presiden Vladimir Putin di atasnya.

Video itu diberi judul: "Ayah Novak Djokovic membuat pernyataan politik yang berani."

Djokovic kemudian membela ayahnya, dengan mengatakan telah terjadi "salah tafsir" atas gambar-gambar itu, dan tidak ada maksud merugikan.

Duta Besar Ukraina untuk Australia, Vasyl Myroshnychenko, meminta agar tiket stadion Srdjan Djokovic dicabut.

Baca juga: Djokovic juarai Australian Open untuk catatkan gelar Grand Slam ke-22

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023