Jakarta (ANTARA) -
Manajemen PT LRT Jakarta menyebutkan, pendapatan anak usaha Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jakpro tersebut naik 57 persen pada 2022 yang didapatkan dari tiket penumpang dan non tiket (non fare box).

"Secara keuangan pendapatan kami sekitar Rp211 miliar. Ada peningkatan sekitar 57 persen yoy dari tahun 2021," ujar Dirut LRT Jakarta Hendri Saputra di Jakarta, Selasa.

Laba usaha sekitar Rp8 miliar di tahun 2022, dari tahun sebelumnya Rp3 miliar. "Terjadi peningkatan 128 persen," katanya.

Saat ini, kata Hendri, kas LRT Jakarta mencapai Rp100 miliar, naik sekitar 15 persen dari tahun sebelumnya yang hanya Rp87 miliar.

Baca juga: DKI dinilai tepat lanjutkan LRT Jakarta trase Velodrome-Manggarai
Baca juga: Dishub DKI proyeksikan rute LRT urai kepadatan di Stasiun Manggarai

Diakuinya, secara operasional keseluruhan, pendapatan LRT Jakarta didapat dari subsidi daerah atau "Public Service Obligation" (PSO) dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.

"Secara operasional, kita lihat 'highlight' kami secara 'on time performance' 99 persen, standar pelayanan minimal kami juga tercapai 99 persen," katanya.

Dia menilai, pendapatan LRT Jakarta yang membaik itu tidak terlepas dari meningkatnya jumlah penumpang. Pada 2022, jumlah penumpang secara keseluruhan mencapai 1.877 penumpang per hari, sedangkan sebelumnya masih 1.500 atau di bawah 1.000 pada masa COVID-19.

"Kurang lebih, peningkatan penumpang dari LRT Jakarta pada tahun 2022 naik 117 persen, dari tahun 2021," katanya.

Kegiatan ini juga terkait beberapa kegiatan yang dilakukan di stasiun dan meningkatnya masyarakat yang sudah melakukan mobilitas pada 2022. "Jadi ada harapan di 2023, target kami sekitar 2.500-3.000 penumpang per hari," katanya.
 

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023