Jakarta (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) terus memperkuat kompetensi dan pembekalan edukasi pada Tim Pendamping Keluarga (TPK) di Jawa Timur guna mencegah kelahiran bayi stunting baru.

“Jika sudah dilatih, kami harap bisa memonitor Ibu hamil dan juga mengukur saat di posyandu,” kata Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu.

Dalam kunjungan kerjanya ke Jawa Timur pada Selasa (31/1), Hasto menuturkan bahwa Pelatihan Training of Fasilitator (TOF) Orientasi Tim Pendamping Keluarga dilaksanakan di UPT Balai Diklat KKB Jember dan diikuti 780 orang.

Pelatihan dilaksanakan secara daring dengan mengakses link zoom meeting, yang disediakan oleh oleh Bidang Pelatihan dan Pengembangan Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur.

Baca juga: Kota Madiun ditunjuk BKKBN jadi daerah kunjungan delegasi Kenya

Baca juga: BKKBN gencarkan kampanye cegah kawin anak tekan AKI di Jatim


Hasto mengatakan peningkatan kompetensi dimaksudkan agar TPK mampu mengukur dan membantu pengukuran tumbuh kembang anak di posyandu.

“Saat mengikuti training ini, bapak dan ibu fasilitator akan menerima banyak hal, mulai dari bagaimana mencegah stunting, kehidupan berkeluarga hingga bagaimana mendampingi calon-calon pengantin,” katanya.

BKKBN sendiri akan mendiskusikan lebih mendalam dengan pemerintah terkait, untuk menyediakan alat ukur yang ada sesuai standar, supaya hasil pengukuran dan datanya bisa digunakan untuk dasar pemberian Pemberian Makanan Tambahan (PMT).

Dalam kunjungannya Hasto tidak hanya membuka pelatihan TPK, tetapi juga memantau pelayanan KB di RSD dr. Soebandi Jember. Menurutnya, adanya Pelayanan KB Rumah Sakit (PKBRS) merupakan salah satu bentuk dukungan dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.

“KB juga merupakan upaya dalam mencegah stunting. Jika jarak kelahiran minimal 3 tahun, maka juga bisa mencegah bayi terlahir stunting,” katanya.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN Muhammad Rizal M. Damanik menambahkan pelatihan bagi fasilitator Orientasi TPK tingkat Provinsi Jawa Timur dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi dan keterampilan tim fasilitator, sehingga mampu melaksanakan dan memfasilitasi TPK di masing-masing wilayah kerja.

Dalam kunjungan itu, BKKBN turut mengukuhkan Bupati Jember Hendy Siswanto sebagai Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).

Pada pidato pelantikannya, Hendy mengatakan jajarannya akan memfokuskan APBD lebih besar untuk penanganan stunting demi menurunkan angka stunting di akhir 2023, sekaligus menjadikan Jember sebagai Pusat edukasi penurunan stunting.

“Kita tidak perlu malu terkait angka stunting yang masih tinggi agar hal tersebut bisa menjadi perhatian seluruh pihak,” ujar Hendi.*

Baca juga: Pemprov Jatim beri penguatan gizi ibu hamil dan balita tekan stunting

Baca juga: Wagub Jatim: Semua pihak tak sepelekan RAN PASTI capai target stunting


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023