Kiev (ANTARA) - Pasukan Rusia terus merangsek untuk merebut wilayah di Provinsi Donetsk di Ukraina timur dan menjadikan Kota Bakhmut sebagai target serangannya.

Konflik

* Bakhmut kembali mengalami gempuran, juga dua desa dekatnya, yaitu Klishchiivka dan Kurdyumivka, kata Staf Umum Angkatan Bersenjata Ukraina melalui pernyataan pada Selasa (31/1).

Gempuran tanpa henti yang telah berlangsung berminggu-minggu di Bakhmut itu serupa dengan yang dilakukan oleh pasukan Rusia pada Juni dan Juli tahun lalu untuk menguasai dua kota di bagian utara, Sievierodonetsk and Lysychansk.

* Pasukan Rusia tidak berhasil bergerak maju di Avdiivka, lokasi utama kedua di Donetsk yang digempur serangan Rusia, kata staf umum militer Ukraina itu.

Pasukan Rusia juga gagal mendekati Lyman, kota di utara yang direbut kembali oleh pasukan Ukraina pada Oktober, kata staf umum.

* Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris mengatakan pasukan Rusia sudah maju ratusan meter dengan menyeberangi sungai menuju Kota Vuhledar, tetapi di sana mereka tidak dapat bergerak.

Menurut Kemenhan Inggris, serangan Rusia tampaknya tidak akan membuat terobosan, tapi kemungkinan ditujukan untuk mengacaukan perhatian Ukraina dalam mempertahankan Bakhmut.

* Reuters tidak dapat secara independen memastikan kebenaran laporan-laporan dari medan perang

Diplomasi

* Pemerintahan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy sedang berjuang keras melobi para sekutunya agar mengirimkan pesawat-pesawat tempur yang bisa digunakan untuk memukul mundur pasukan Rusia.

Di Paris, setelah bertemu dengan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Reznikov, Menhan Prancis Sebastien Lecornu mengatakan "tidak ada hal yang tabu" soal pemasokan jet tempur untuk Kiev.

* Amerika Serikat telah memberikan bantuan militer sekitar 27,2 miliar dolar AS (sekitar Rp407,19 triliun) untuk Ukraina sejak Rusia mulai melakukan invasi ke negara itu.

Saat ini, AS sedang menyiapkan paket bantuan tambahan senilai 2,2 miliar dolar AS (sekitar Rp32,93 triliun).

Paket itu diperkirakan akan mencakup pemberian roket jarak lebih jauh bagi Ukraina untuk pertama kalinya serta berbagai persenjataan lainnya, kata dua pejabat AS kepada Reuters, Selasa (31/1).

* Dmitry Peskov, juru bicara Kremlin --kantor presiden Rusia-- mengatakan peningkatan pemasokan senjata oleh negara-negara Barat ke Ukraina akan memperburuk konflik di negara itu.

Aksi Barat itu juga dianggap Kremlin bisa menyeret negara-negara anggota NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) semakin dalam ke konflik tersebut.

Sumber: Reuters

Baca juga: Jepang, NATO janji tetap melanjutkan sanksi bagi Rusia jelang KTT G7
Baca juga: Brazil tolak permintaan Jerman untuk kirim amunisi tank ke Ukraina
Baca juga: Ukraina kecam Presiden Kroasia atas pernyataannya tentang Krimea

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023