Jakarta (ANTARA) - Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan mengatakan, kegiatan Kursus Manajemen Pengamanan Stadion, yang ditutup pada Rabu di Mabes Polri, Jakarta, dibuat agar tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, tidak terulang.

"Kami harus melakukan perbaikan sesuai arahan dari Bapak Presiden untuk melaksanakan transformasi pelaksanaan kegiatan olahraga yang lebih baik dari sisi penyelenggaraan, keamanan dan manajemen pengaturan suporter serta penonton," ujar Iriawan, diunggah di laman PSSI, Rabu.

Kursus Manajemen Pengamanan Stadion berlangsung selama sembilan hari. Kegiatan yang diinisiasi oleh Polri itu mendatangkan pakar profesional dari Coventry University, Inggris.

Pelatihan tersebut diikuti oleh total 66 orang, di mana 56 orang di antaranya merupakan personel Polri dan sisanya merupakan perwakilan dari Kemenpora, Kementerian PUPR, Kemenkes, PSSI dan operator kompetisi PT Liga Indonesia Baru (LIB).

Baca juga: Kapolri tutup kursus manajemen pengamanan stadion

Pihak Polri menyatakan, kursus tersebut merupakan bentuk implementasi Peraturan Polri (Perpol) Nomor 10 tahun 2022 tentang Pengamanan Penyelenggaraan Kompetisi Olahraga.

Selain itu, Polri juga melaksanakan transformasi pengamanan sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Polri berkomitmen terus melaksanakan peningkatan kualitas pengamanan, terutama terkait dengan penyelenggaraan kompetisi besar, khususnya sepak bola," kata Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo.

Tragedi berdarah di Stadion Kanjuruhan, Malang, terjadi pada awal Oktober 2022.

Peristiwa yang menewaskan 135 orang dan melukai ratusan lainnya itu membuat pemerintah Indonesia berupaya untuk mentransformasi kegiatan olahraga, khususnya sepak bola, agar dapat berjalan aman bagi semua orang.

Baca juga: Kemenpora sempurnakan payung hukum untuk perbaiki sepak bola nasional

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Irwan Suhirwandi
Copyright © ANTARA 2023