Seoul (ANTARA) - Aktivis sipil Korea Selatan, Selasa (31/1), menentang kerja sama keamanan trilateral dengan Amerika Serikat dan Jepang ketika kepala pertahanan Korea Selatan dan Amerika Serikat mengadakan pembicaraan di Seoul.

Para aktivis dari Solidarity for Peace and Reunification of Korea (SPARK) itu meneriakkan yel-yel, "Tolak aliansi Korea (Selatan)-AS-Jepang" dan "Stop Extended Deterrence" di dekat Gedung Kementerian Pertahanan (Kemhan) Korea Selatan di Seoul.

Menteri Pertahanan (Menhan) Korea Selatan Lee Jong-sup dan Menhan AS Lloyd Austin menggelar pertemuan bilateral di Gedung Kemhan Korsel. Keduanya mengumumkan pernyataan bersama yang menegaskan kembali kebijakan untuk meningkatkan implementasi strategi extended deterrence AS.

Extended Deterrence merupakan komitmen untuk mencegah dan, jika perlu, menanggapi seluruh spektrum skenario nuklir dan non-nuklir potensial untuk membela sekutu dan mitra.

Lee dan Austin sepakat menggelar latihan gabungan Komite Strategi Penggentar dalam bentuk diskusi pada Februari. Mereka juga berjanji akan memperluas serta memperkuat tingkat dan skala latihan maupun pelatihan gabungan tahun ini.

Dalam pernyataan tersebut, kedua menhan itu juga membahas berbagai langkah untuk memperkuat kerja sama keamanan regional, termasuk kerja sama keamanan trilateral Korea Selatan-Amerika Serikat-Jepang, serta bersepakat segera mengadakan dialog pertahanan di antara ketiga negara itu.

Aktivis SPARK mendesak otoritas Korea Selatan dan AS membatalkan kebijakan extended deterrence karena kebijakan AS yang bertujuan untuk mengerahkan aset strategis dan melakukan latihan militer berskala besar itu dapat memicu perang nuklir di Semenanjung Korea.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023