Banyak kuntilanak, pak, serius, karena dekat rumah saya. Saya tahu itu tempatnya kuntilanak
Jakarta (ANTARA) - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti Nirwono Joga berpendapat sebaiknya Wisma Atlet Kemayoran yang tiga tahun terakhir 
dijadikan Rumah Sakit Darurat COVID-19 tidak dialihfungsikan menjadi rumah susun.

Menurut dia, di Kota Jakarta tidak ada lagi fasilitas tersebut yang mumpuni. Terlebih dalam beberapa waktu ke depan cukup banyak agenda olahraga internasional yang akan diselenggarakan di Jakarta seperti Piala Dunia U20, Formula E dan lainnya termasuk olimpiade.

"Lebih baik kembali ke rencana semula dibangunnya gedung-gedung itu, namanya Wisma Atlet berarti tetap dan diutamakan untuk para atlet dan kegiatan-kegiatan olahraga internasional," kata Nirwono saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

Memang, kata Direktur Eksekutif Pusat Studi Perkotaan itu, sebelum diungkapkan oleh anggota legislatif di DKI Jakarta bahwa Wisma Atlet lebih baik dialihfungsikan menjadi rumah susun untuk masyarakat, pemerintah pusat juga pernah berencana menjadikan Wisma Atlet ini sebagai rusunawa bagi ASN kementerian.

Jika rencana alih fungsi tersebut ingin dijalankan, dia berpandangan bahwa sebaiknya ada pengkajian lagi terhadap rencana-rencana kota Jakarta ke depan.

Baca juga: PUPR dan instansi terkait bahas serah terima Wisma Atlet Kemayoran

"Jika pemerintah berencana menjadikan Jakarta kota olahraga dunia dengan berbagai kalender kegiatan olahraga internasional bahkan menargetkan menjadi tuan rumah olimpiade, maka keberadaan Wisma Atlet harus dipertahankan dan dipelihara dengan baik," katanya.

Sementara untuk kebutuhan rumah susun (rusun), menurut Nirwono, Jakarta harus membangunnya sendiri dengan kemampuan penganggaran daerah yang sangat besar.

"Jadi jangan ada kesan Pemda DKI mau gampangnya saja, harusnya Pemda DKI membangun lebih banyak rumah susun untuk warga DKI sendiri dengan APBD DKI yang cukup besar," katanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Ida Mahmudah meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk memproses alih fungsi Wisma Atlet Kemayoran menjadi rumah susun sederhana sewa (rusunawa).

Ida menjelaskan, wacana itu sudah bergulir sejak sebelum COVID-19. Namun urung direalisasikan lantaran wisma itu dipakai sebagai tempat perawatan pasien COVID-19.
"Saya sudah diskusi dengan Pak Saefullah (eks Sekda) baru tahap diskusi lalu COVID-19, akhirnya dipakai COVID-19," katanya.

Baca juga: BNPB harap RSDC Wisma Atlet jadi referensi penanganan bencana non-alam

"Sekarang mumpung saya ingat, saya pikir tidak ada salahnya juga Pemda DKI memproses itu, untuk kita minta, jadikan rusun atasnya, bawahnya kita buat rumah sakit, rumah sakit anaklah, kita kan butuh," kata Ida dalam rapat Komisi D, Rabu (1/2).

Ida mengatakan, preseden soal alih fungsi sebelumnya sudah pernah dilakukan oleh Pemprov DKI terhadap Rusun Pasar Rumput. Rusun tersebut dibangun oleh pemerintah pusat, namun pengelolaannya telah diserahkan kepada Pemprov DKI.

"Kita sudah berhasil yang di Pasar Rumput, nah sekarang tambah lagi Wisma Atlet, daripada mangkrak, lama kosong, banyak kuntilanaknya," katanya.

"Banyak kuntilanak, pak, serius, karena dekat rumah saya. Saya tahu itu tempatnya kuntilanak," kata Ida.

Baca juga: Pemerintah siapkan Wisma Atlet Kemayoran jadi RS darurat COVID-19

Penjabat Gubernur DKI Heru Budi Hartono menegaskan akan mengikuti kebijakan pemerintah pusat soal pengelolaan Wisma Atlet karena lahan tersebut milik Sekretariat Negara (Setneg).

"Kami masih bahas, saya ikut kebijakan pemerintah pusat," kata Heru setelah memberi nama anak gajah dan jerapah di Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta Selatan, Jumat.

Wisma Atlet Kemayoran berada di lahan milik Setneg dan pembangunannya dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) untuk kebutuhan Asian Games 2018.

Setelah kompetisi olahraga itu selesai, ada rencana alih fungsi untuk menjadi rumah susun sewa, tapi kemudian gedung tersebut digunakan sebagai Rumah Sakit Darurat COVID-19 sejak Maret 2020.

Seiring terkendalinya kasus COVID-19, pemerintah resmi menutup operasional Wisma Atlet sebagai tempat perawatan COVID tepat pada akhir Desember 2022.

Wisma Atlet Kemayoran dibangun di lahan seluas 10 hektare dengan biaya sekitar Rp3,4 triliun. Komplek dengan 10 menara tersebut bisa menampung hingga 22.200 orang.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023