New York (ANTARA) - Harga minyak jatuh ke posisi terendah lebih dari tiga minggu pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), setelah data pekerjaan AS yang kuat meningkatkan kekhawatiran tentang suku bunga yang lebih tinggi dan karena investor mencari kejelasan lebih lanjut tentang embargo Uni Eropa yang akan segera terjadi pada produk olahan Rusia.

Minyak mentah berjangka Intermediate West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Maret tergelincir 2,49 dolar AS atau 3,3 persen, menjadi menetap di 73,39 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange, setelah diperdagangkan antara 78,00 dolar AS dan 73,13 dolar AS, terendah sejak 5 Januari.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April merosot 2,23 dolar AS atau 2,7 persen, menjadi ditutup di 79,94 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, setelah naik ke tertinggi sesi 84,20 dolar AS dan terendah 79,72 dolar AS, terlemah sejak 11 Januari.

Brent mencatat penurunan 7,8 persen untuk minggu ini, sementara WTI anjlok 7,9 persen.

Pertumbuhan pekerjaan AS meningkat tajam pada Januari di tengah pasar tenaga kerja yang terus-menerus tangguh, tetapi moderasi lebih lanjut dalam kenaikan upah akan memberikan kenyamanan bagi Federal Reserve dalam perjuangannya melawan inflasi.

"Pasar tidak dapat memutuskan apakah harus cemas tentang resesi atau lebih khawatir tentang Federal Reserve yang agresif dengan suku bunga," kata Phil Flynn, analis Price Futures Group.

Bank sentral AS pada Rabu (1/2/2023) menurunkan tingkat kenaikan suku bunga yang lebih ringan daripada tahun lalu, tetapi pembuat kebijakan juga memproyeksikan bahwa "peningkatan berkelanjutan" dalam biaya pinjaman akan diperlukan.

Kenaikan suku bunga pada tahun 2023 kemungkinan akan membebani ekonomi AS dan Eropa, meningkatkan kekhawatiran perlambatan ekonomi yang kemungkinan besar akan mengurangi permintaan minyak mentah global, kata Priyanka Sachdeva, analis pasar di Phillip Nova.

Negara-negara Uni Eropa sepakat untuk menetapkan batas harga pada produk minyak sulingan Rusia guna membatasi dana Moskow untuk invasi ke Ukraina, presidensi Uni Eropa, Swedia, mengatakan pada Jumat (3/2/2023).

Diplomat Uni Eropa mengatakan batas harga adalah 100 dolar AS per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan harga premium dibandingkan minyak mentah, terutama solar, dan 45 dolar AS per barel untuk produk yang diperdagangkan dengan harga diskon, seperti bahan bakar minyak dan nafta.

Kremlin mengatakan embargo Uni Eropa pada produk minyak sulingan Rusia akan menyebabkan ketidakseimbangan lebih lanjut di pasar energi global.

Sementara itu, analis ANZ mencatat lonjakan lalu lintas yang tajam di 15 kota terbesar China setelah liburan Tahun Baru Imlek, tetapi mengatakan bahwa pedagang China "relatif tidak ada".

Dalam pasokan AS, perusahaan-perusahaan energi minggu ini memangkas jumlah rig minyak dan gas alam paling banyak sejak Juni 2020, kata perusahaan jasa energi Baker Hughes Co. Rig minyak AS turun 10 menjadi 599 minggu ini, terendah sejak September, sementara rig gas turun dua menjadi 158.

Baca juga: Minyak turun di Asia, pasar tunggu tanda pemulihan permintaan China
Baca juga: Emas anjlok 54 dolar setelah data pekerjaan AS lebih kuat dari harapan
Baca juga: Euro dan sterling jatuh terhadap dolar di Asia, risiko inflasi mereda

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023