Jakarta (ANTARA) - Sociopreneur Angkie Yudistia dan selebritas Ayudia C mengungkapkan cerita mereka yang konsisten untuk terus berekspresi dan berkarya dengan segala keterbatasan yang ada.

Sebagai penyandang tuli, Angkie mengaku merasakan hidup di dunia yang kadang tidak berpihak kepadanya. Untuk itu, ia mencoba mengembangkan diri meski sangat serba terbatas dalam beradaptasi dengan lingkungan.

"Kita tidak bisa hanya menunggu dan mengharapkan perubahan, karena perubahan harus digerakkan dan dimulai dari diri sendiri serta berdampak kepada orang lain," kata wanita yang dipercaya sebagai Staf Khusus Presiden RI itu melalui keterangan resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Minggu.

Angkie melanjutkan bahwa ia terus berpegang teguh pada prinsip sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama.

"Saat kita memperbanyak aktivitas yang memberi manfaat kebaikan, maka gerakan kebaikan yang kita lakukan Insya Allah akan membawa keberkahan," ujar Angkie.

"Untuk itu, aku selalu berprinsip, hal apapun yang aku lakukan sebaiknya dapat dirasakan oleh masyarakat yang lebih luas," sambungnya.

Sementara bagi Ayudia C, ia mengatakan memilih untuk terus berekspresi dan aktif bergerak bukan semata-mata karena mau hidup sehat, namun juga sebagai bentuk syukur atas anugerah kesehatan yang telah diberikan Tuhan.

"Selain itu, aku bergerak untuk aku bahagia. Aku percaya bahwa bergerak itu baik untuk kesehatan mentalku," ujar istri Ditto Percussion itu.

Menurut Ayudia, saat suasana hatinya baik, maka ia menjadi lebih siap dan semakin semangat untuk menjalani semua kegiatannya.

"Dengan mood yang baik pula, aku percaya akan membawa vibes yang baik untuk orang-orang di sekitarku, termasuk keluargaku. Saat melihat mereka bahagia, itu juga jadi kebahagiaan yang luar biasa buatku," kata ibu satu anak itu.


Baca juga: Angkie Yudistia ajak anak muda maksimalkan masa produktif

Baca juga: Angkie harap The Keranjang Bali percontohan pemberdayaan disabilitas

Baca juga: Stafsus Presiden: Ekonomi inklusif akan beri ruang pekerja disabilitas

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2023