Santiago (ANTARA) - Sedikitnya 23 orang meninggal akibat kebakaran hutan yang meluas di Chile, sementara pemerintah negara itu memperluas status siaga darurat ke wilayah lainnya pada Sabtu (4/2). 

Kebakaran yang meluas itu juga dilaporkan menyebabkan sedikitnya 979 orang terluka dan lebih dari 1.100 orang mengungsi ke tempat penampungan, menurut keterangan resmi, Sabtu. 

Status siaga darurat terbaru mencakup wilayah selatan La Araucania, di sebelah wilayah Biobio dan Nuble, yang sebelumnya telah ditetapkan siaga darurat.

La Araucania terletak di dekat titik tengah dari garis pantai Pasifik di negara Amerika Selatan tersebut.

"Kondisi cuaca telah menyulitkan pemadaman (api) yang menyebar dan kondisi kedaruratan memburuk," kata Menteri Dalam Negeri Carolina Toha kepada wartawan dalam konferensi pers di ibu kota Chile, Santiago.

"Kami perlu membalikkan keadaan ini," lanjutnya.

Carolina juga mengingatkan bahwa pada Jumat (3/2) muncul 76 titik api baru.

Sebanyak 16 titik api lainnya muncul pada Sabtu, menurut pejabat, saat suhu lokal di Belahan Bumi selatan melebihi 104 derajat Fahrenheit (setara 40 derajat Celcius).
 
Ketiga wilayah yang penduduknya tidak terlalu banyak itu, serta saat ini dikenai status darurat, memiliki banyak daerah perkebunan, antara lain anggur, apel, dan beri --yang dibudidayakan untuk diekspor-- serta kawasan hutan yang luas. 

Para pejabat mengatakan kepada wartawan pada Sabtu bahwa pemerintah Spanyol, Amerika Serikat, Argentina, Ekuador, Brasil, dan Venezuela telah menawarkan bantuan, termasuk dalam bentuk pesawat dan pemadam kebakaran.

Otoritas melaporkan bahwa 11 dari korban, atau sekitar separuh dari korban jiwa yang tercatat saat ini, meninggal di kota Santa Juana di Biobio, 310 mil (500 kilometer) sebelah selatan Santiago.

Sejak akhir pekan lalu, helikopter telah menjatuhkan zat penghambat api di atas kebakaran di tengah kepulan asap yang menghalangi jalan raya.

Pemadam kebakaran dan warga setempat juga berjuang meredam kobaran api dengan pemandangan langit jingga yang berasap.

Penetapan status darurat memungkinkan pasukan dan sumber daya tambahan dikerahkan untuk menanggulangi bencana alam ini.

Sekitar 40.000 hektare lahan telah terbakar oleh api, berdasarkan data pemerintah yang dikeluarkan pada Jumat (3/2). 

Lembaga kehutanan nasional CONAF melaporkan pada Sabtu bahwa sebanyak 80 dari 231 total titik api sedang berupaya dipadamkan, sedangkan 151 lainnya telah berhasil dikuasai.

Pejabat mengatakan 90 persen dari kebakaran hutan telah dipadamkan sebelum mereka dapat menyebar lebih dari lima hektare.

Bagi warga yang terjebak dalam kebakaran hutan yang tidak terkendali itu, langkah evakuasi dengan segera adalah satu-satunya pilihan.

"Saya pergi hanya dengan apa yang saya kenakan," kata Carolina Torres, yang dievakuasi dari kobaran api yang mendekati Kota Puren di wilayah Araucania.

"Saya pikir semua orang juga berbuat hal yang sama karena angin berubah dan kita harus menyambar apa pun dengan segera," lanjutnya.

Pada Jumat, Presiden Gabriel Boric mempersingkat liburannya. Ia berkunjung ke Nuble dan Biobio dan berikrar bahwa wilayah yang terdampak akan mendapatkan seluruh bantuan yang diperlukan.


Sumber: Reuters 

Baca juga: Chile tahan 43 tersangka pemicu kebakaran hutan

Baca juga: Chile menghadapi bencana kehutanan terbesar dalam sejarah


 

Perjuangan petugas damkar taklukkan kobaran api di perbukitan Portugal



 

Penerjemah: M Razi Rahman
Editor: Tia Mutiasari
Copyright © ANTARA 2023