Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) mencatat pada Tahun 2022, nilai transaksi digital banking meningkat 28,72 persen dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) menjadi Rp52.545,8 triliun dan diproyeksikan tumbuh 22,13 persen (yoy) mencapai Rp64.175,1 triliun pada tahun 2023.

Pesatnya transaksi digital banking tersebut disebabkan oleh semakin inovatifnya digitalisasi perbankan di Tanah Air dalam menyediakan layanan keuangan masyarakat, yang kemudian diakselerasi oleh keadaan pandemi COVID-19 yang sempat membatasi kegiatan masyarakat.

Tuntutan digitalisasi perbankan diperkuat oleh berbagai faktor pendorong pengembangan digital bank di Indonesia, mengingat Indonesia merupakan perekonomian yang berpotensi besar untuk menyerap arus digitalisasi.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan faktor pendorong tersebut tercermin dalam tiga aspek utama, yaitu peluang digital (digital opportunity), perilaku digital (digital behavior), dan transaksi digital (digital transaction).

Peluang digital itu, antara lain meliputi potensi demografis, potensi ekonomi dan keuangan digital, potensi penetrasi penggunaan internet, serta potensi peningkatan konsumen, sedangkan perilaku digital, di antaranya meliputi kepemilikan gawai dan penggunaan aplikasi mobile (mobile apps).

Kemudian, transaksi digital meliputi transaksi perdagangan online (e-commerce), transaksi digital banking, dan transaksi uang elektronik.

Meski baru membangun secara signifikan layanan berbasis digital di kisaran tahun 2019 dan 2020, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menjadi salah satu perbankan di bawah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terus berinovasi dalam layanan digital banking.

Tak memakan waktu lama, transaksi e-channel di bank itu yang pada tahun 2018 hanya sekitar 70 persen pun meningkat menjadi 97,5 persen pada tahun 2022. Adapun dalam melayani transaksi perbankan secara digital, bank milik negara itu, antara lain memiliki aplikasi mobile banking BTN, internet banking, BTNproperti, rumahmurahbtn.co.id, dan SMART Residence.

Per kuartal ketiga tahun 2022, transaksi mobile banking bank yang memiliki kode saham BBTN ini meningkat sekitar 31 persen (yoy), transaksi internet banking naik sekitar 32 persen (yoy), dan transaksi QRIS melesat lebih dari 100 persen (yoy).

Layanan BTNproperti pun telah mencatatkan 19,6 juta pengunjung dengan lebih dari 245 ribu anggota dan penyaluran kredit hingga Rp942 miliar dalam periode tersebut.

Dari segi mobile banking, BTN Mobile menjadi salah satu layanan e-channel yang digemari nasabah karena mudah diakses dan memiliki banyak fitur utama, seperti transfer, pembelian, pembayaran, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS), auto debit system, auto transfer, ecosystem, pembukaan tabungan, dan cardless account.

Dengan fitur transfer, nasabah bisa memindahkan dana ke sesama bank itu dengan limit harian Rp200 juta, limit transaksi Rp100 juta, dan minimal transaksi Rp10 ribu, maupun bank lain dengan limit harian Rp250 juta, limit transaksi Rp50 juta, minimal transaksi Rp10 ribu, dan biaya administrasi Rp6.500.

Untuk menghemat biaya transfer ke bank lain, nasabah juga sudah bisa menggunakan BI-FAST yang memiliki limit harian Rp250 juta, limit transaksi Rp100 juta, minimal transaksi Rp10 ribu, dan biaya administrasi Rp2.500.

Kemudian melalui fitur pembelian, nasabah, antara lain bisa membeli pulsa dan data, pengisian e-voucher hingga pembelian token listrik, sedangkan dari fitur pembayaran nasabah, di antaranya bisa melakukan pembayaran pinjaman BTN, telepon, tiket, multibiller, virtual account, pajak daerah, Pegadaian, BPJS, hingga gas negara.

Sementara fitur ekosistem dilengkapi dengan BTN Properti, virtual branch, eMitra, serta Rumah Murah. Dari fitur cardless account, nasabah bisa melakukan setor dan tarik tunai tanpa kartu.


Menanti SuperApp

Tak berhenti berinovasi dalam menyediakan layanan keuangan nasabah, kini bank itu terus memperkuat layanan digital. Direktur Utama Bank BTN Haru Koesmahargyo menyebutkan setidaknya terdapat enam fokus dan strategi yang dilakukan oleh perseroan dalam langkah tersebut.

Pertama, mengakuisisi pengguna layanan digital, baik nasabah baru maupun nasabah lama, serta meningkatkan transaksi dengan meningkatkan aktivitas pemasaran produk digital banking BTN. Kedua, mengembangkan fitur layanan berbasis kebutuhan personal sehingga kebutuhan akan layanan terkini dapat dinikmati oleh nasabah.

Strategi ketiga adalah continue to develop features, yaitu akselerasi penambahan fitur dan layanan pembayaran serta layanan pembelian pada semua saluran layanan digital. Keempat, new service innovations, yakni dengan membangun sistem layanan baru yang secara langsung dapat meningkatkan pengguna dan transaksi pada saluran layanan digital.

Selanjutnya fokus yang kelima adalah memperkuat layanan BTN Housing Ecosystem, baik layanan bagi pengembang perumahan maupun masyarakat penghuni dari perumahan tersebut (Pra KPR, Realisasi KPR, Pasca KPR) agar selalu terhubung dengan bank tersebut.

Terakhir (keenam), adalah process acceleration, dimana percepatan penambahan fitur, layanan pembayaran dan layanan pembelian pada semua saluran layanan digital dengan menerapkan proses kemitraan dan pengembangan aplikasi yang efisien dan efektif.

Dengan keenam strategi dan fokus peningkatan layanan digital tersebut, bank itu pun akan meluncurkan SuperApp New BTN Mobile pada tahun ini, yang merupakan gabungan dari seluruh saluran layanan digital yang selama ini digunakan untuk mempermudah nasabah mendapatkan layanan Digital Mortgage Ecosystem perseroan.

Melalui aplikasi baru tersebut, perseroan menargetkan 1 juta pengguna baru untuk mengakses berbagai layanan digital, seperti mobile banking BTN, internet banking BTN, BTNproperti, BTNproperti for developer, SMART Residence, hingga rumahmurahbtn.co.id, yang bakal terintegrasi dalam SuperApp BTN Mobile.

Integrasi seluruh layanan bank itu dalam satu aplikasi tersebut, yang tak hanya layanan keuangan, namun juga kebutuhan perumahan, tentunya akan semakin mempermudah masyarakat serta meningkatkan kinerja bisnis perusahaan.

Seluruh proses transformasi digital yang dilalukan bank pelat merah itu telah berdampak signifikan terhadap kinerja keuangan, salah satunya berhasil menekan biaya dana (cost of fund/CoF) menjadi berada di kisaran 3 persen.

Efisiensi biaya dana tersebut bisa membuat aset Bank BTN pada akhir 2022 diproyeksikan tembus Rp400 triliun dan kredit mencapai kisaran angka Rp300 triliun, sehingga laba bersih bank itu pada 2022 kemungkinan bisa mencapai Rp3 triliun.


Keamanan

Di samping membawa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh industri perbankan, transformasi digital tentunya memunculkan tantangan yang perlu diwaspadai.

Beberapa tantangan tersebut mencakup perlindungan data pribadi dan risiko kebocoran data, risiko investasi teknologi yang tidak sesuai dengan strategi bisnis, risiko penyalahgunaan teknologi artificial intelligence, risiko serangan siber, dan risiko alih daya.

Tantangan lainnya adalah perlunya dukungan kesiapan tatanan institusi yang berorientasi digital, inklusi keuangan bagi penyandang disabilitas, literasi keuangan digital yang masih rendah, infrastruktur teknologi informasi yang belum merata di Indonesia, serta dukungan kerangka regulasi.

Maka dari itu, bank tersebut menggandeng Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) untuk meningkatkan keamanan sistem dan transaksi digital di perseroan demi keamanan dan kenyamanan nasabah.

Di tengah pertumbuhan layanan digital bank yang signifikan, perseroan juga telah memenuhi standar pengamanan informasi di tingkat internasional, sejalan dengan ketentuan regulator terkait keamanan informasi di layanan digital.

​​​​​​​

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023