Tidak perlu banyak waktu bagi pasar untuk menemukan kembali kekuatan magis mereka setelah kejutan gaji Jumat lalu (3/2), hanya pidato dari Ketua Fed Powell, dimana dia secara material tidak lebih hawkish daripada dia setelah keputusan FOMC baru-baru
Singapura (ANTARA) - Pasar ekuitas Asia naik pada awal perdagangan Rabu, sementara dolar terhuyung-huyung setelah komentar yang kurang hawkish daripada yang ditakuti dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell meningkatkan selera risiko dan harapan investor bahwa bank sentral akan segera melonggarkan kebijakan moneter.

Investor juga akan menyaksikan pidato kenegaraan dari Presiden AS Joe Biden, dimana dia akan menyatakan bahwa demokrasi AS telah rusak tetapi "tak terkalahkan dan tak terpatahkan" dan mengutip kemajuan dalam ekonomi pasca-pandemi setelah undang-undang infrastruktur dan inflasi besar-besaran disahkan pada 2022.

Dalam pidato yang ditunggu-tunggu sebelumnya pada Selasa (7/2), Powell dari Fed menegaskan kembali bahwa disinflasi telah dimulai tetapi memperingatkan bahwa laporan pekerjaan yang menakjubkan pada Jumat (3/2) menunjukkan mengapa pertempuran melawan inflasi akan "memakan waktu cukup lama."

Angka-angka pekerjaan tersebut menunjukkan tambahan yang mengejutkan 517.000 pekerjaan baru pada Januari, memicu kekhawatiran bahwa pasar tenaga kerja yang ketat dapat memaksa Fed untuk tetap bersikap hawkish.

"Tidak perlu banyak waktu bagi pasar untuk menemukan kembali kekuatan magis mereka setelah kejutan gaji Jumat lalu (3/2), hanya pidato dari Ketua Fed Powell, di mana dia secara material tidak lebih hawkish daripada dia setelah keputusan FOMC baru-baru ini," kata Rob Carnell, kepala penelitian regional ING, Asia-Pasifik.

Pekan lalu, The Fed menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dan mengatakan telah melewati periode sulit dalam perang melawan inflasi yang tinggi tetapi proyeksi "peningkatan berkelanjutan" dalam biaya pinjaman akan diperlukan.

Komentar Powell pada Selasa (7/2) bahwa ekonomi akan membutuhkan lebih banyak kenaikan suku bunga untuk menjaga inflasi pada jalur penurunan yang konsisten bukanlah penyimpangan dari apa yang telah dikatakan, catat Carnell. "Dan pasar ekuitas melihat itu sebagai alasan untuk reli."

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik 0,51 persen, sedangkan Nikkei Jepang kehilangan 0,69 persen. Indeks S&P/ASX 200 Australia naik 0,31 persen.

Saham-saham unggulan China dibuka 0,1 persen lebih tinggi, sedangkan Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka 0,22 persen lebih tinggi.

Saham-saham Asia mengikuti Wall Street, yang berakhir lebih tinggi dalam perdagangan berombak karena investor mencerna pidato Powell.

Dalam pidato kenegaraannya, Biden diperkirakan akan memukul perusahaan-perusahaan yang mengambil untung dari pandemi, dan menjalankan daftar keinginan proposal ekonomi, kata Gedung Putih, meskipun banyak yang tidak mungkin disahkan oleh Kongres. Itu termasuk pajak minimum untuk miliarder, dan pajak empat kali lipat untuk pembelian kembali saham perusahaan.

Di pasar mata uang, dolar mundur sedikit setelah pidato tersebut. Indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam rival utama, berada di 103,30, setelah turun ke level 102,99 di sesi sebelumnya.

Yen Jepang datar di 131,08 per dolar, setelah melonjak 1,2 persen di sesi sebelumnya.

Kiwi 0,02 persen lebih tinggi menjadi 0,63265 dolar AS, sedangkan Aussie naik 0,11 persen menjadi 0,69675 dolar AS, setelah melonjak lebih dari 1,0 persen sehari sebelumnya.

Harga minyak naik pada Rabu pagi, memperpanjang kenaikan dari dua hari sebelumnya, dengan minyak mentah berjangka Brent naik 11 sen,atau 0,1 persen, menjadi diperdagangkan di 83,80 dolar AS per barel, menambah kenaikan 3,3 persen di sesi sebelumnya.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 13 sen atau 0,2 persen, menjadi diperdagangkan di 77,27 dolar AS per barel, setelah melonjak 4,1 persen di sesi sebelumnya.

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2023