Jakarta (ANTARA) - Pengurus Besar Esports Indonesia (PB ESI) mendukung penuh penyelenggaraan Women Star League (WSL) Season ke-6 untuk mendorong lebih banyak perempuan terjun berkompetisi di dunia esport secara profesional.

Staf Khusus Kesekjenan Bidang Komunikasi dan Pengembangan Industri Kreatif Esports PB ESI Debora Imanuella mengapresiasi WSL dan penyelenggara Sepuluh Sebelas Event karena telah konsisten mendukung dan memberikan wadah turnamen profesional untuk skena perempuan di Indonesia.

Menurut Debora, kurangnya dukungan komunitas menjadi salah satu alasan masih banyak perempuan yang takut berkecimpung dalam dunia esport meski mereka memiliki talenta.

"Dengan lebih dari 200 perempuan berbakat yang mengikuti babak kualifikasi dengan latar belakang dan usia berbeda, WSL dapat memberikan wadah dan komunitas yang mereka butuhkan," kata Debora dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Lebih lanjut, dia menegaskan bahwa PB ESI mendukung kesetaraan atlet esport di Indonesia.

Sementara itu, babak Grand Final WSL ke-6 mempertemukan tim rival antara Bigetron Era dan GPX Basreng. Namun, GPX Basreng harus puas sebagai runner up setelah dikalahkan Bigetron Era.

Sama seperti WSL musim sebelumnya, MBR Delphyne mempertahankan posisi mereka di tempat ketiga setelah mengalahkan RRQ Mika.

Meski secara keseluruhan hasil pada musim ini hampir sama seperti musim sebelumnya, namun ada kejutan dalam WSL Season ke-6 dengan pemberian apresiasi kepada MVP final dan tim favorit.

Fumi Eko berhasil menyandang MVP final dan GPX Basreng sebagai tim favorit yang ditentukan dari hasil vote WSL.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Eka Arifa Rusqiyati
Copyright © ANTARA 2023