Sekarang inflasi telah melewati puncaknya dan banyak bank sentral mulai memperlambat laju pengetatan kebijakan, pasar kembali menjelajahi komunikasi mereka....
Sydney (ANTARA) - Saham-saham Asia mengikuti Wall Street dibuka lebih rendah pada Kamis, karena sejumlah pembicara Federal Reserve menggemakan Ketua Jerome Powell dengan mengatakan bahwa suku bunga akan terus naik, membatasi sentimen risiko, sementara dolar melayang di dekat tertinggi satu bulan.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang melemah 0,3 persen. Nikkei Jepang juga turun 0,3 persen. Indeks saham-saham unggulan China CSI 300 tergerus 0,1 persen, sementara Indeks Hang Seng Hong Kong turun 0,2 persen, tertekan oleh penurunan yang lebih besar 0,7 persen pada saham-saham teknologi.

Pada Rabu (8/2/2023), saham Alphabet Inc anjlok 7,7 persen setelah chatbot AI baru Bard memberikan jawaban yang salah dalam video promosi, menyeret S&P 500 dan Nasdaq lebih rendah lebih dari 1,0 persen.

Baca juga: Saham Asia dibuka naik, dolar jatuh setelah komentar Powell "dovish"

Menambah suasana hati-hati, pejabat Federal Reserve mengatakan lebih banyak kenaikan suku bunga akan terjadi karena bank sentral AS bergerak maju dalam mengendalikan inflasi. Tidak ada yang mengisyaratkan bahwa laporan pekerjaan yang kuat pada Januari dapat mendorong tindakan kebijakan yang lebih agresif.

"Sekarang inflasi telah melewati puncaknya dan banyak bank sentral mulai memperlambat laju pengetatan kebijakan, pasar kembali menjelajahi komunikasi mereka untuk mencari bukti apa yang akan datang," kata Jennifer McKeown, kepala ekonom global di Capital Economics.

"Tetapi terlepas dari dorongan kuat untuk transparansi selama dua dekade terakhir, bank-bank sentral sedang berjuang untuk menyampaikan pesan yang tepat dengan data yang bertentangan menambah kebingungan tentang prospek inflasi di dunia pasca-pandemi."

Pada Rabu (8/2/2023) Presiden Fed New York John Williams mengatakan pergerakan ke suku bunga dana federal antara 5,00 persen dan 5,25 persen "tampaknya pandangan yang sangat masuk akal tentang apa yang perlu kita lakukan tahun ini untuk menurunkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan."

Gubernur Christopher Waller mengatakan pertempuran untuk mencapai target inflasi 2,0 persen The Fed "mungkin akan menjadi pertarungan yang panjang". Namun Gubernur Lisa Cook mengatakan peningkatan pekerjaan besar pada Januari dengan pertumbuhan upah yang moderat meningkatkan harapan akan "soft landing".

Baca juga: Wall St jatuh setelah catat kenaikan kuat, saham Alphabet tenggelam

Menteri Keuangan AS Janet Yellen mengatakan bahwa sementara inflasi masih tinggi, ada tanda-tanda yang menggembirakan bahwa ketidaksesuaian penawaran-permintaan mereda di banyak sektor ekonomi.

Pasar obligasi menguat sedikit setelah laporan pekerjaan AS yang lebih kuat pada Januari, memaksa banyak orang untuk mereposisi ke puncak yang lebih tinggi dalam suku bunga dana Fed.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS dua tahun, yang naik bersama ekspektasi pedagang akan suku bunga dana Fed yang lebih tinggi, turun 2 basis poin menjadi 4,4375 persen pada Kamis, sedangkan imbal hasil pada obligasi pemerintah 10-tahun turun 5 basis poin menjadi 3,6012 persen.

Pasar berjangka memperkirakan suku bunga target Fed mencapai puncaknya di 5,132 persen pada Juli, sekitar 25 basis poin lebih tinggi dari minggu lalu, dan pada Desember akan turun menjadi 4,813 persen, melonjak sekitar 40 basis poin sejak minggu lalu.

Di pasar mata uang, pergerakan agak diredam. Indeks dolar bertahan mendekati level tertinggi 1 bulan di 103,45 terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, setelah data pekerjaan dan jasa-jasa yang menakjubkan minggu lalu.

Baca juga: Saham Inggris untung hari kedua, indeks FTSE 100 bertambah 0,26 persen

Di pasar minyak, minyak mentah berjangka Brent turun 0,2 persen menjadi diperdagangkan di 84,90 dolar AS per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 0,1 persen pada 78,36 dolar AS per barel.

Emas sedikit lebih rendah. Emas spot diperdagangkan pada 1.872,48 dolar AS per ounce.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023