Jakarta (ANTARA) - Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) menilai pemanfaatan digital dalam Program Kartu Prakerja menjadi game changer atau pembawa perubahan dalam upaya meningkatkan pembelajaran bagi orang dewasa di luar pendidikan formal.

"Teknologi menjadi 'game changer' terutama dalam memberikan tempat bagi platform digital untuk pengembangan keterampilan angkatan kerja (upskilling dan reskilling)," ujar Direktur UNESCO Institute for Lifelong Learning David Atchoarena dalam webinar bertajuk "Bringing 16,4 Million People Closer to Full and Productive Employment and Decent Work Using Digital Technology" yang diikuti secara daring di Jakarta, Sabtu.

Ia menambahkan pemanfaatan perkembangan digital dalam pelaksanaan Kartu Prakerja dengan menyediakan pelatihan adalah hal yang baik dan inovatif terutama terkait pembelajaran dan pendidikan orang dewasa (adult learning and education).

"Ini sekaligus membangun jembatan antara pendidikan formal dan informal," tutur David.

Baca juga: Program kartu prakerja 2023 takkan ada pelatihan tonton video mandiri

Baca juga: Airlangga: Program Kartu Prakerja skema normal mulai triwulan I-2023


Menurutnya, pelaksanaan Kartu Prakerja patut ditiru negara-negara lain. Kartu Prakerja dinilai sejalan dengan misi organisasi yang dipimpinnya, yakni memberikan kesempatan pembelajaran seumur hidup.

"Tujuan pembelajaran sepanjang hayat, antara lain bertujuan untuk menekan ketidakadilan gender dan ketimpangan ekonomi," ujarnya.

Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Prakerja merupakan misi kemanusiaan dengan pemberdayaan yang melibatkan pendidikan, ketenagakerjaan, dan kewirausahaan.

"Hasilnya, sejak tahun 2020 hingga 2022, lebih dari 16,4 juta orang dari seluruh wilayah dan kota di Indonesia telah mengikuti program ini," kata Airlangga yang juga Ketua Komite Cipta Kerja sebagai lembaga pengarah kebijakan Program Kartu Prakerja itu.

Ia memaparkan, 51 persen dari peserta Kartu Prakerja adalah perempuan dan tiga persennya adalah penyandang disabilitas.

"Dari mereka yang menganggur, sepertiga dari mereka kini bekerja, baik sebagai pemilik usaha kecil maupun sebagai karyawan," kata Airlangga.
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2023