Sydney (ANTARA) - Pasar saham Asia tergelincir pada awal perdagangan Senin pagi, ketika para investor menunggu data inflasi AS dan penjualan ritel yang dapat mengguncang prospek suku bunga global, sementara meredam atau mempercepat lonjakan imbal hasil obligasi baru-baru ini.

Suasana misteri geopolitik ditambahkan oleh berita bahwa angkatan udara AS telah menembak jatuh objek terbang di dekat perbatasan Kanada, objek keempat yang jatuh bulan ini.

Pejabat menolak untuk mengatakan apakah itu mirip dengan balon China putih besar yang ditembak jatuh awal bulan ini.

Namun demikian, hal itu memberikan alasan ekstra untuk berhati-hati dan indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang dibuka melemah 0,1 persen, setelah merosot 2,2 persen minggu lalu.

Nikkei Jepang tergerus 0,5 persen, indeks KOSPI Korea Selatan menyusut 0,3 persen, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,3 persen, indeks Hang Seng Hong Kong jatuh 1,2 persen dan CSI 300 China naik 0,4 persen. S&P 500 berjangka turun 0,2 persen, sementara Nasdaq berjangka turun 0,3 persen.

Arah jangka pendek untuk aset-aset dapat ditentukan dengan baik oleh data harga konsumen dan penjualan ritel AS minggu ini, dengan banyak bertumpu pada apakah inflasi terus melambat pada Januari.

Prakiraan median untuk harga konsumen inti naik 0,4 persen untuk bulan tersebut, dengan penjualan rebound sebesar 1,6 persen.

Risiko bisa naik mengingat analisis ulang faktor musiman yang dirilis minggu lalu melihat revisi naik untuk IHK pada Desember dan November. Itu mengangkat inflasi inti secara tahunan tiga bulan menjadi 4,3 persen dari 3,1 persen.

Ada juga perubahan pembobotan untuk biaya hunian dan harga mobil bekas yang mungkin membuat IHK lebih tinggi.

Bruce Kasman, kepala analisis ekonomi di JPMorgan, memperkirakan IHK inti naik 0,5 persen dan penjualan melonjak 2,2 persen, menggarisbawahi pesan ketahanan dari laporan penggajian Januari.

"Pasar tenaga kerja pasar (negara) maju telah diperketat dalam beberapa bulan terakhir terhadap ekspektasi kami akan pelonggaran," kata Kasman, dikutip dari Reuters.

"Berita terbaru memperkuat keyakinan bahwa kita tidak berada di jalur soft-landing dan resesi pada akhirnya akan diperlukan untuk membawa inflasi kembali ke zona nyaman bank sentral."

Pasar telah secara tajam meningkatkan profil pengetatan di masa depan oleh Federal Reserve, dengan suku bunga sekarang diperkirakan memuncak di sekitar 5,15 persen dan pemotongan datang kemudian dan lebih lambat.

Ada juga daftar lengkap pejabat Fed yang berbicara minggu ini untuk memberikan reaksi tepat waktu terhadap data tersebut.

Imbal hasil pada obligasi pemeritah AS 10-tahun berada di level tertinggi lima minggu di 3,75 persen, setelah melonjak 21 basis poin minggu lalu, sementara imbal hasil dua tahun mencapai 4,51 persen.

Pergeseran itu membantu menstabilkan dolar, terutama terhadap euro yang tergelincir 1,1 persen minggu lalu menjadi 1,0670 dolar, jauh dari level tertinggi awal Februari di 1,0987 dolar.

Dolar juga menguat terhadap yen pada Jumat (10/2/2023) ketika muncul laporan bahwa pemerintah Jepang kemungkinan akan menunjuk akademisi Kazuo Ueda sebagai Gubernur Bank Sentral Jepang (BoJ) berikutnya.

Berita mengejutkan itu memicu spekulasi tentang penghentian awal kebijakan super-longgar BoJ, meskipun Ueda sendiri kemudian mengatakan itu sesuai dengan sikap saat ini.

Dolar terakhir bertahan di 131,50 yen, setelah memantul dari level terendah 129,80 pada Jumat (10/2/2023).

Kenaikan imbal hasil dan dolar telah menjadi beban bagi harga emas, yang tertahan di 1.862 dolar AS per ounce dibandingkan dengan puncak awal Februari di 1.959 dolar AS.

Harga minyak melemah setelah melonjak pada Jumat (10/2/2023) ketika Rusia mengatakan berencana untuk memangkas produksi hariannya 5,0 persen pada Maret, setelah Barat memberlakukan batasan harga pada minyak dan produk minyak Rusia.

Brent terakhir merosot 36 sen menjadi diperdagangkan di 86,03 dolar AS per barel, sementara minyak mentah AS turun 35 sen menjadi diperdagangkan pada 79,37 dolar AS.

Baca juga: Saham Eropa dibuka turun karena kegelisahan suku bunga muncul kembali
Baca juga: Saham Asia menuju rugi mingguan ke-2, tertekan kekhawatiran bunga Fed
Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 terpangkas 0,36 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023