Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir yang terjadi di Kota Makassar, Sulawesi Selatan menyebabkan 1.869 jiwa mengungsi

"Akibat banjir tersebut, sebanyak 554 KK atau 1.869 jiwa mengungsi dan sebagian besar dievakuasi di 21 titik pengungsian," ujar Pelaksana tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa.

Data dari Pusdalops BNPB menyebutkan wilayah terdampak berada di tujuh kecamatan, yakni Kecamatan Manggala, Ujung Pandang, Rappocini, Mamajang, Tamalanrea, Biringkanaya, dan Makassar.

Baca juga: Basarnas Sulsel kerahkan tim evakuasi korban banjir Makassar

Hujan deras yang terjadi sejak Senin pukul 03.00 WITA (13/2) hingga siang hari disertai naiknya permukaan air laut menyebabkan banjir. Kerugian material akibat banjir, sedikitnya 554 unit rumah terendam.

Selain itu, luapan air menyebabkan genangan antara 50 cm hingga 100 cm, sehingga akses dan aktivitas warga menjadi terganggu, karena kendaraan tak bisa melintas.

"Upaya penanganan bencana banjir dilakukan oleh Tim BPBD kota ke lokasi kejadian membantu mengevakuasi warga dan barang-barang serta melakukan pendataan rumah terdampak dan kebutuhan mendesak," ujar Abdul.

BPBD Kota Makassar melaporkan pada Senin (13/2) banjir sudah berangsur surut, namun cuaca masih hujan.

Baca juga: BMKG IV: Banjir di Makassar dipicu air pasang laut

Baca juga: Basarnas Sulsel kerahkan tim evakuasi korban banjir Makassar


Prakiraan cuaca per 14 sampai 15 Februari 2023, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut cuaca Kota Makassar didominasi cuaca hujan berawan pada siang hari, dan hujan pada malam hari.

Mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi, BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk selalu waspada dan siaga. Pastikan saluran drainase bekerja optimal dan perkuat jejaring peringatan dini tingkat komunitas.
 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023