Saat ini Indonesia berfokus untuk mengembangkan dan memperluas industri hilir, dalam hal ini industri baterai lithium. Untuk memenuhi target kami menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia, kami berharap dapat meningkatkan impor lithium dari

Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Australia Anthony Albanese salah satunya untuk membahas peningkatan impor lithium untuk mendukung pengembangan industri baterai kendaraan listrik di dalam negeri.

Dalam pertemuan di Australia, Selasa, Luhut mengatakan pertemuan keduanya dilakukan dalam rangka untuk memperdalam kerja sama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Australia yang sempat terhambat karena kondisi pandemi dan krisis global.

"Saat ini Indonesia berfokus untuk mengembangkan dan memperluas industri hilir, dalam hal ini industri baterai lithium. Untuk memenuhi target kami menjadi produsen baterai lithium terbesar di dunia, kami berharap dapat meningkatkan impor lithium dari Australia," kata Luhut dalam keterangan di Jakarta, Selasa.

Luhut memaparkan pada tahun 2021, Indonesia-Australia telah menandatangani pernyataan bersama tentang Kerjasama Ekonomi Hijau dan Transisi Energi.

Oleh sebab itu, Luhut berharap adanya kolaborasi seperti ini akan mendatangkan manfaat ekonomi bagi kedua negara.

"Sehingga kita bisa bersama-sama berkontribusi terhadap pertumbuhan kebutuhan industri baterai secara global dan semoga pertemuan saya dengan PM Albanese di Gedung Parlemen Australia kali ini, hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia khususnya di sektor ekonomi terjalin lebih kuat dan konstruktif bersama-sama," ujar Luhut.

Sebelumnya, Luhut juga melakukan pertemuan dengan pengusaha lithium Australia untuk menjajaki peluang kerja sama pengembangan baterai kendaraan listrik (electric car/EV).

Luhut mengatakan meski kaya akan nikel, Indonesia belum menjadi raja baterai kendaraan listrik dunia karena tidak mempunyai lithium yang merupakan menjadi bahan utama pengembangan industri baterai EV.

"Di hadapan para pengusaha lithium, saya sampaikan bahwa Australia adalah kandidat terbaik dan partner potensial kami untuk mengembangkan industri baterai EV karena setengah dari lithium dunia ada di negeri Kangguru," katanya dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @luhut.pandjaitan.

Baca juga: Luhut jajaki kerja sama baterai EV dengan pengusaha lithium Australia
Baca juga: PT PAL gandeng Naval Prancis kembangkan baterai lithium kapal selam
Baca juga: Harga lithium naik lima kali lipat seiring permintaan baterai EV

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023